Reporter: Gloria Fransisca | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Direktur Eksekutif INDIKATOR Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi memandang adanya poros dukungan baru dari elit Partai Golongan Karya (Golkar) kepada Priyo Budi Santoso, Ketua DPP Partai Golkar.
Hal ini dikarenakan sosok Aburizal Bakrie yang tidak memberikan banyak perubahan suara kepada Golkar sejak tahun 2009 sampai sekarang.
Ada dua potensi keputusan yang ada di internal Golkar saat ini menurut kacamata Burhanuddin. Pertama, adanya tekanan untuk mempercepat Munas, yang mana pada saat itu digadang-gadang akan melakukan evaluasi pencapresan untuk Aburizal Bakrie.
"Jika kemudian Aburizal Bakrie bersedia dievaluasi dalam artian dicawapreskan dengan kandidat lain, ini sebenarnya menunjukkan motif dalam internal Partai Golkar yang tidak solid," ujar Burhanuddin, Senin (5/5).
Perpecahan ini diasumsikan oleh Burhanuddin pertama, karena perolehan suara Golkar yang stagnan di tahun 2009 hingga tahun 2014 berdasarkan hasil Pileg sementara.
Potensi kedua ialah akibat hasil elektabilitas personal Aburizal Bakrie yang tercecer di belakang jika dibandingkan dengan Prabowo Subianto dan Joko Widodo.
"Inilah yang menyebabkan akan banyak kandidat calon wakil presiden dari Partai Golkar, dengan memanfaatkan suara Golkar yang masih menempatkan posisi kedua," tutur Burhanuddin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News