kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

CPO dilarang masuk, Indonesia balik mengancam Uni Eropa


Kamis, 21 Maret 2019 / 14:05 WIB
CPO dilarang masuk, Indonesia balik mengancam Uni Eropa


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sampai saat ini crude palm oil atau CPO Indonesia dilarang masuk ke Uni Eropa. Larangan yang telah berlangsung sejak tahun lalu ini atas dasar lahan sawit di Indonesia dituduh ilegal. Sebagai tanggapan, Pemerintah Indonesia dikabarkan mengancam akan melarang impor beberapa barang dari Uni Eropa.

Mengutip laman berita Bloomberg.com, Indonesia sebagai salah satu produsen CPO terbesar di dunia ini sedang mempertimbangkan strategi untuk melindungi kepentingan hampir dua puluh juta orang, yang mata pencahariannya terkait dengan komoditas ini.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia Luhut Pandjaitan pada Rabu (21/3) mengisyaratkan bahwa jet yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan Eropa dapat menjadi salah satu target untuk boikot. Padahal potensi market pesawat Indonesia cukup besar. Dikabarkan Indonesia akan membutuhkan sekitar 2.500 pesawat dalam dua dekade mendatang.

"Ada banyak produk Eropa yang kami butuhkan," kata Luhut seperti dikutip Bloomberg.com. Ia menambahkan Indonesia memiliki potensi pasar yang besar dengan jumlah penduduk 269 juta jiwa.

Minyak kelapa sawit bisa menjadi pemicu perang dagang antara Eropa dan produsen utamanya, Malaysia dan Indonesia. Kedua negara tetangga Asia Tenggara ini menyumbang sekitar 85% dari pasokan global. Malaysia sebelumnya mengatakan bahwa keputusan Uni Eropa ini menggunakan standar ganda.

Komisi Eropa pekan lalu membatasi jenis biofuel dari minyak nabati yang dapat diperhitungkan dalam tujuan energi terbarukan. Usulan pembatasan Uni Eropa telah membebani harga patokan kelapa sawit, yang telah jatuh selama lima kuartal berturut-turut.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonedia, Darmin Nasution mengatakan Indonesia juga berencana untuk mengajukan protes resmi kepada World Trade Organization (WTO) jika Uni Eropa meratifikasi proposal tersebut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×