Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indonesia-Peru resmi menjalin kesepakatan perdagangan lewat Comprehensif Economic Partnership Agreement (IP CEPA). Ini dinilai bakal meningkatkan surplus perdagangan antar kedua negara.
Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin menilai selama ini perdagangan antara Indonesia dengan Peru memang tak terlalu besar, namun Indonesia terus mencatat surplus.
“Jika intensitas perdagangan ditingkatkan, maka sangat mungkin potensi surplus tersebut akan meningkat pesat. Ini sangat kita perlukan di saat ekonomi dunia penuh ketidakpastian,” ujarnya kepada KONTAN, Senin (11/8/2025).
Baca Juga: Perjanjian Dagang, Peru Bakal Ekspor Blueberry Ke Indonesia
Sekadar informasi, bila mengacu pada website Satu Data Kementerian Perdagangan (Kemendag), total neraca perdagangan Indonesia-Peru tampak fluktuatif sepanjang periode 2020 hingga 2024.
Rinciannya, di tahun 2020 neraca perdagangan Indonesia-Peru tercatat sebesar US$ 96,7 juta, tahun 2021 sebesar US$ 235,7 juta, tahun 2022 sebesar US$ 330,6 juta, tahun 2023 mencapai US$ 289,6 juta, lalu di tahun 2024 sebesar US$ 181,6 juta.
Sementara itu, hingga semester I-2025 neraca perdagangan Indonesia-Peru tercatat sebesar US$ 148 juta meningkat 31,32% year on year (yoy) dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar US$ 112,7 juta.
Neraca perdagangan Indonesia-Peru di semester I-2025 tersebut didominasi oleh sektor non migas yang mencapai US$ 143,9 juta, sementara di sektor migas hanya sebesar US$ 4,1 juta.
Di sisi lain, Wijayanto mengungkapkan, potensi peningkatan perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa, Asia dan anggota BRICS sangat terbuka luas.
Menurutnya, di saat negara-negara di dunia senasib sepenanggungan dengan kebijakan tarif impor yang dikeluarkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, berdampak positif terhadap kerja sama antar negara lain yang dinilai menjadi lebih mudah.
Baca Juga: 50 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Peru, Prabowo Sepakat Perluas Akses Pasar
“Ini terbukti dengan progres IEU-CEPA yang luar biasa dan IP-CEPA. Tetapi, manfaat bagi Indonesia hanya akan muncul jika kita berhasil meningkatkan daya saing dan diversifikasi produk. Jadi, kuncinya adalah iklim usaha, kepastian hukum dan insentif inovasi,” pungkasnya.
Presiden Prabowo Subianto menerima kunjungan diplomatik Presiden Republik Peru Dina Boluarte ke Istana Merdeka, Jakarta, Senin (11/8/2025).
Prabowo menjelaskan bahwa ini merupakan kunjungan yang bersejarah sebab pada 12 Agustus 2025 Indonesia dan Peru memperingati hubungan diplomatik ke-50 tahun yang telah terjalin sejak tahun 1975.
“Hari ini juga kita telah selesai membuat deklarasi bersama dalam rangka memperingati 50 tahun kerja sama,” ujarnya di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (11/8/2025).
Prabowo mengungkapkan, hari ini Indonesia-Peru juga telah menandatangani perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif Indonesia-Peru atau Comprehensif Economic Partnership Agreement (CEPA), di mana kedua negara akan memperluas akses pasar serta aktivitas perdagangan kedua negara.
Baca Juga: Presiden Peru Dina Boluarte Tiba di Indonesia, Bakal Teken IP CEPA
“Biasanya perundingan ini memakan waktu bertahun-tahun kita Peru-Indonesia berhasil dalam 14 bulan kita selesaikan perjanjian ini. Di semua sektor kita akan bekerja sama untuk meningkatkan perdagangan di antara kedua negara,” kata Prabowo.
Prabowo menyebutkan, kesepakatan yang diambil dalam perjanjian kali ini di antaranya kerja sama di bidang pangan, bidang pertambangan, bidang transisi energi, bidang perikanan, dan bidang pertahanan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News