Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Tendi Mahadi
Meski demikian, efek samping dari gencarnya restrukturisasi kredit ini adalah berkurangnya likuiditas perbankan. Maka dari itu, upaya pemerintah menempatkan dana di bank-bank jangkar diperkirakan tidak akan banyak membantu likuiditas perbankan.
"Menurut hitungan CORE Indonesia, apabila perbankan melakukan restrukturisasi kredit terhadap 25% dari total kredit yang disalurkan, maka perbankan akan mengalami penurunan likuiditas sekitar Rp 631 triliun. Alokasi anggaran bantuan pemerintah berupa penempatan dana di perbankan terlalu kecil bila dibandingkan penurunan likuiditas yang dialami perbankan," ungkap tim Core.
Baca Juga: Terdampak corona, pemerintah diminta perbaiki kebijakan sektor pertanian
Jika diakumulasikan dengan tambahan anggaran di atas, maka Core Indonesia memprediksi belanja negara di tahun ini akan meningkat menjadi Rp 3.479 triliun. Penerimaan negara sampai dengan akhir tahun diperkirakan hanya akan mencapai Rp 1.691 triliun, dengan demikian maka defisit anggaran akan mencapai Rp 1.821 triliun.
"Apabila jumlah ini ditambah dengan pembiayaan investasi sebesar Rp 178 triliun dan utang jatuh tempo pada tahun 2020 yang diperkirakan akan mencapai Rp 426 triliun, maka total pembiayaan utang bruto di tahun ini akan mencapai Rp 2.426 triliun," papar tim Core.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News