kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Cerita penerima Program Keluarga Sejahtera (PKH)


Senin, 17 September 2018 / 07:05 WIB
Cerita penerima Program Keluarga Sejahtera (PKH)
ILUSTRASI.


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berkebaya putih dipadu kain songket warna ungu, Ni Balik Sekar (40) mengangkat piagam penghargaan dengan senyum cerah.

Perempuan berkulit sawo matang ini adalah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) yang menyatakan keluar dari kepesertaan program pengentasan kemiskinan ini karena telah mandiri secara ekonomi.

Penghargaan diserahkan Plh. Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Dadang Iskandar bersama Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin (PFM) Andi ZA Dulung yang hadir mewakili Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita dalam acara penyaluran bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Beras Sejahtera (Rastra) di Balai Budaya Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, Sabtu (15/9) lalu.

Ni Balik Sekar mengaku lega telah graduasi mandiri dari kepesertaan PKH sejak Februari 2018. Ibu dua anak yang tinggal di Desa Buruan, Kecamatan Blahbatuh ini mengisahkan ia menerima bansos sejak tahun 2016.

"Uang PKH dimanfaatkan untuk biaya sekolah anak saya yang kedua. Waktu itu dia masih SMA. Untuk modal usaha saya pinjam ke koperasi untuk beli dua mesin jahit. Berdua dengan anak saya, kami membuka pesanan kebaya," katanya dalam keterangan, Minggu (16/9).

Sekar juga mengambil baju-baju dari usaha konvensi rumahan rekan-rekannya, untuk dijual ke berbagai toko dan pasar di Gianyar dan sekitarnya.

"Sekarang saya lebih tenang karena usaha sudah berjalan baik dan sudah lepas dari penerima PKH," katanya.

Dirjen PFM mengatakan Ibu Sekar adalah penerima manfaat PKH yang pertama di Kabupaten Gianyar yang telah graduasi mandiri.

"Ia dengan kesadaran sendiri menyatakan keluar dari kepesertaan PKH karena telah mengalami peningkatan kesejahteraan dan status kondisi sosial ekonomi," katanya. 

Pemerintahan Presiden Joko Widodo, lanjutnya, terus berupaya menurunkan kemiskinan melalui berbagai langkah.

Pertama, pogram yang diarahkan untuk mengurangi beban pengeluaran melalui PKH, Beras Sejahtera (Rastra), Program Indonesia Pintar dan Program Indonesia Sehat.

Kedua, program yang diarahkan menambah penghasilan melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) , dana Desa, KUR dan Pemberdayaan Lintas Sektor dan lain sebagainya

Ketiga, program strategis yang diproyeksikan memobilisasi rakyat melalui pembangunan infrastruktur, tol laut, bandara dan lain sebagainya.

"Di Kementerian Sosial ikhtiar untuk menurunkan kemiskinan diwujudkan dalam  PKH, Rastra dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Untuk Rastra pada tahun 2019 diharapkan sudah bertransformasi ke BPNT. Jadi sudah tidak terima beras lagi, tapi uang ditranser ke rekening penerima manfaat untuk dibelanjakan beras dan telur," terang Andi.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×