Reporter: Venny Suryanto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah perlu mempercepat realisasi program pemulihan ekonomi nasional (PEN) untuk meningkatkan daya beli masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Sehingga pertumbuhan ekonomi pada kuartal 3–2020 akan menunjukkan perbaikan.
Anggota Komisi XI DPR sekaligus Kepala Badan Luar Negeri & Keamanan Nasional DPP Partai Demokrat, Didi Irawadimengatakan agar Indonesia bisa terlepas dari resesi, maka relaksasi dan restrukturisasi perlu dilanjutkan di berbagai bidang, terutama terkait perbankan dan lembaga keuangan non-bank, disertai pengawasan yang bagus.
“Ini penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap lembaga keuangan dan mencegah rush. Sehingga, lembaga moneter dan fiskal, harus bersinergi dengan Kementerian/ Lembaga lain,” jelas Didi kepada Kontan.co.id, Minggu (6/9).
Baca Juga: Ini usulan ekonom Indef agar Indonesia bisa keluar dari jurang resesi
Menurut Didi, untuk mempercepat program PEN, maka harus dilihat juga apa penyebab serapan anggaran yang rendah per Kementerian / Lembaga dan daerah. Sebab, tentu bisa berbeda-beda penyebab dan solusinya.
“Beberapa program bisa saja tak berjalan karena pandemi Covid-19 memaksa adanya perencanaan baru. Misal, di sektor pariwisata, yang sangat terdampak, pasti diperlukan banyak penyesuaian. Jika dipaksakan sekadar mengejar terserapnya anggaran, bisa mubazir,” katanya.
Maka, apabila program yang bisa tetap berjalan, perlu terus didorong agar penyerapannya bagus, karena akan mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Kalau perlu mengganti program, maka pertimbangannya adalah yang bisa mendorong peningkatan penghasilan masyarakat, yang kemudian akan meningkatkan konsumsi / PDB,” tegasnya.
Senada, Didi juga menyarankan agar sebaiknya pemerintah mendata potensi setiap daerah dengan berbasis keunggulan komperatif dan kompetitif mendorong peningkatan perdagangan antar daerah.
Menurutnya, potensi Indonesia luar biasa, tapi belum optimal dikelola. Dengan luas Indonesia sekitar 74% Eropa. Perdagangan antar daerah di Indonesia, ibarat perdagangan antar negara.
Baca Juga: Tips melawan resesi: Siapkan dana darurat hingga bangun bisnis sampingan
“Dari sini akan terjadi juga substitusi impor yang menghemat devisa, serta ketahanan ekonomi nasional. Saya yakin ini solusi untuk menggeliatnya ekonomi Indonesia, yang lebih merata dinikmati rakyat jika dikelola dengan baik, di tengah kecenderungan negara-negara menjadi "egois" di masa pandemi ini,” katanya.
Bahkan menurutnya jika berbasis data pada Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan International lewat kedubes di berbagai negara aktif mencari potensi pasar match dengan potensi Indonesia, maka pada saatnya tentu akan menambah diversifikasi ekspor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News