kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini usulan ekonom Indef agar Indonesia bisa keluar dari jurang resesi


Minggu, 06 September 2020 / 18:15 WIB
Ini usulan ekonom Indef agar Indonesia bisa keluar dari jurang resesi
ILUSTRASI. Ilustrasi Opini - Menghindari Jebakan Resesi


Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 telah membuat sejumlah negara tergelincir dan jatuh ke jurang resesi. Indonesia menjadi salah satu negara yang harus memperkuat kuda-kuda karena pertahannya berpotensi goyah sehingga rentan jatuh ke jurang resesi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani pun mengisyaratkan kalau perekonomian Indonesia bakal mengalami resesi pada kuartal III-2020.

"Di kuartal III-2020, ekonomi kita masih mengalami negative growth, bahkan di kuartal IV-2020 masih dalam zona sedikit di bawah netral," kata Sri Mulyani, Kamis (3/9) lalu.

Baca Juga: Tips melawan resesi: Siapkan dana darurat hingga bangun bisnis sampingan

Menanggapi hal tersebut, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira memberikan beberapa usulan yang perlu dilakukan Indonesia bila masuk ke jurang resesi, baik dari sisi fiskal maupun moneter.

Dari sisi fiskal, Bhima memandang, pemerintah harus secepatnya mempercepat redesign anggaran bagi anggaran yang serapannya rendah. Misalnya, program subsidi bunga UMKM yang kurang efektif bisa langsung dijadikan bantuan langsung tunai (BLT) untuk usaha mikro.

Selain itu, untuk stimulus di sektor kesehatan juga bisa difokuskan untuk riset vaksin sekaligus pengetatan protokol kesehatan. Contohnya, memberi tambahan anggaran untuk alat pelindung diri (APD) di fasilitas kesehatan, juga bantuan masker untuk pelaku UMKM.

"Ini cara untuk meningkatkan kepercayaan belanja masyarakat agar sektor UMKM bisa meningkat omsetnya," tutur Bhima kepada Kontan.co.id, Minggu (6/9).

Sementara dari sisi moneter, Bhima menyarankan kalau bank sentral perlu menurunkan kembali suku bunga acuan 50 basis poin (bps) hingga 100 bps lagi. Menurutnya, ini bisa menjadi rangsangan agar penyaluran kredit makin bergairah.




TERBARU

[X]
×