Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pandemi Covid-19, cadangan emas Bank Indonesia (BI) per April 2020 mencapai US$ 4,32 miliar atau meningkat dari cadangan emas di bulan sebelumnya yang sebesar US$ 4,08 miliar.
Asal tahu saja, cadangan emas tersebut merupakan bagian dari total cadangan devisa (cadev) BI pada bulan April 2020 yang sebesar US$ 127,9 miliar atau lebih tinggi dari posisi akhir Maret 2020 yang sebesar US$ 121,0 miliar.
Baca Juga: Cadangan devisa April 2020 naik jadi US$ 127,9 miliar, berikut faktor pendorongnya
Meski cadangan emas mengalami peningkatan seiring dengan pergerakan harga emas yang meningkat, Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan bahwa bank sentral menanamkan cadev pada aset yang tidak spekulatif.
"Memang kalau harga emas naik, baiknya alokasikan cadev untuk emas. Tapi tentu saja harus diukur karena harga emas kan naik turun. Jadi kami menanam cadangan di aset yang aman," ujar Perry, beberapa waktu lalu.
Selain itu, Perry juga mengatakan bahwa penanaman cadev yang dilakukan oleh bank sentral selalu mengedepankan asas-asas likuiditas dengan memastikan kebutuhan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah terjamin, serta masalah keamanan.
"Pokoknya, kami menanamkan cadev bukan untuk spekulatif," tegas Perry.
Sementara itu, berdasarkan data yang dilansir dari World Gold Council hari ini, Senin (11/5), cadangan emas BI yang sebesar US$ 4,32 miliar berada di peringkat ke 42 dari 100 negara di dunia dengan cadangan emas terbanyak.
Beberapa negara yang terdampak Covid-19 dengan masif rupanya masih menduduki peringkat atas kepemilikan emas terbanyak. Hal ini dengan asumsi perhitungan harga emas perdagangan sebesar US$ 1.709 per ons troi.
Pertama, Amerika Serikat (AS) yang memiliki cadangan emas senilai US$ 446,9 miliar. Disusul Jerman yang masih memiliki cadangan emas sebesar US$ 184,85 miliar, kemudian Italia memiliki cadangan emas sebanyak US$ 134,72 miliar.
Baca Juga: Cadangan devisa meningkat, Indonesia harus tetap waspada pembalikan modal
Sementara itu, China yang merupakan negara awal tempat penyebaran pandemi Covid-19, hingga awal Mei ini mencatat kepemilikan cadangan devisa emas sebesar US$ 107,05 miliar dan Spanyol memiliki cadangan emas sebanyak US$ 15,47 miliar.
Lebih lanjut, negara-negara sejawat Indonesia juga masih memiliki kepemilikan emas yang cukup tinggi. Meski begitu, cadangan emas mereka masih berada di bawah jumlah kepemilikan emas BI.
Seperti Malaysia yang memiliki cadangan emas sebanyak US$ 2,14 miliar, Kamboja yang sebesar US$ 681,33 juta, serta Myanmar yang sebanyak US$ 401,10 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News