Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
Seiring dengan hal itu, diperkirakan defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) di sepanjang tahun 2021 akan berada di kisaran 1,06% PDB.
Lebih lanjut, cadangan devisa yang kuat juga ditopang oleh neraca finansial yang berpotensi mencetak untung lebih tinggi karena adanya aliran modal asing yang masuk ke investasi portofolio baik itu surat berharga negara (SBN) maupun pasar saham seiring dengan pemulihan ekonomi.
Tak hanya itu, Faisal optimistis investasi langsung asing atau Foreign Direct Investment (FDI) akan meningkat karena adanya implementasi Undang-Undang Cipta Kerja dan adanya Lembaga Pengelola Investasi (LPI).
Baca Juga: BI: Perkembangan transaksi LCS dengan Malaysia dan Jepang terus naik
Hanya, Faisal mewanti-wanti adanya risiko yang bisa menekan potensi inflow, yaitu adanya normalisasi kebijakan moneter bank sentral AS atau The Federal Reserve yang bisa menyebabkan hengkangnya asing dari pasar keuangan domestik.
“Pemerintah juga perlu mencermati perkembangan kasus harian Covid-19 dan hingga kapan berlangsungnya PPKM level 3/4 ini,” tambahnya.
Meski demikian, secara keseluruhan ia yakin cadangan devisa masih akan kuat dalam menopang pergerakan nilai tukar rupiah sehingag nilai tukar rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.177 per dollar AS di akhir tahun 2021.
Selanjutnya: Pemerintah Indonesia dinilai belum memerlukan fasilitas SDR dari IMF, ini alasannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News