CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

BI: Perkembangan transaksi LCS dengan Malaysia dan Jepang terus naik


Jumat, 06 Agustus 2021 / 14:37 WIB
BI: Perkembangan transaksi LCS dengan Malaysia dan Jepang terus naik
ILUSTRASI. Bank Indonesia


Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) terus mendorong penguatan transaksi dengan mata uang lokal atau local currency settlement (LCS) dalam perdagangan dan investasi untuk mengurangi ketergantungan dengan dollar Amerika Serikat (AS).

Hingga kini pun, BI sudah menjalin kerja sama LCS dengan negara Jepang, Malaysia, Thailand, dan sedang proses finalisasi perjanjian LCS dengan China.

Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Pengembangan Pasar Keuangan BI Donny Hutabarat mengatakan, secara umum perkembangan transaksi LCS berbuah manis, terutama dengan Malaysia dan Jepang.

“Secara umum, transaksi kerangka kesepakatan dengan Malaysia dan Jepang menujukan perkembangan yang positif. Kalau Malaysia sejak 2018 dan Jepang meski baru tahun 2020, tetapi banyak peminatnya,” ujar Donny, Jumat (6/8) dalam acara taklimat media.

Baca Juga: Rayu pelaku usaha gunakan fasilitas LCS jadi tantangan, ini yang dilakukan BI

Perkembangan ini terlihat dari total transaksi yang terus meningkat per tahunnya. Untuk LCS dengan Malaysia, tercatat rata-rata transaksi ekuivalen US$ 22,5 juta per bulan pada tahun 2018.

Pada tahun 2019, transaksinya meningkat menjadi ekuivalen US$ 49,6 juta per bulan, dan kembali meningkat menjadi ekuivalen US$ 50,3 juta pada tahun 2020. Dan kemudian hingga pertengahan tahun 2021, transaksi LCS dengan Malaysia tercatat ekuivalen US$ 47,7 juta.

Sementara dengan Jepang, pada tahun pertama implementasi, tercatat transaksi LCS sebesar ekuivalen US$ 9,8 juta dan terus meningkat pada tahun 2021. Bahkan, hingga pertengahan tahun 2021 saja, jumlah transaksi LCS dengan Jepang sudah ekuivalen US$ 87,1 juta.

Sementara dengan Thailand, kesepakatan kerja sama LCS juga terlaksana dengan baik. Pada tahun 2018 tercatat ekuivalen US$ 9,2 juta, meningkat pada tahun 2019 menjadi ekuivalen US$ 13,7 juta.

Baca Juga: Naik lagi, posisi cadangan devisa Juli 2021 US$ 137,3 miliar

“Sayangnya, pada tahun 2020, pandemi Covid-19 memberi dampak pada penggunaan kerangka kerja sama dengan Thailand, sehingga transaksi turun menjadi ekuivalen US$ 12,1 juta,” papar Donny.

Namun, ada potensi pada tahun ini transaksi LCS dengan Thailand kembali meningkat. Pasalnya, baru sampai pertengahan tahun 2021 saja, transaksi LCS dengan negara Gajah Putih sudah mencapai ekuivalen US$ 10,7 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×