Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah menyatakan bahwa dirinya berjanji untuk menindaklanjuti temuan transaksi mencurigakan senilai Rp 300 triliun yang diduga berasal dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Temuan ini pertama kali diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD.
Oleh karena itu, Sri Mulyani mengajak Mahfud MD untuk bekerja sama dalam membersihkan Kemenkeu dari para oknum nakal yang telah mencoreng nama baik institusinya.
"Saya senang dibantu, ayo Pak Mahfud. Kita mau membersihkan, kita bersihkan bersama-sama," ujar Sri Mulyani yang dikutip dari video Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (10/3).
Baca Juga: Soal Sri Mulyani Rangkap 30 Jabatan, Ini Respons Kemenkeu
Maka, Sri Mulyani akan segera bertemu dengan Mahfud MD dan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana untuk membicarakan temuan transaksi yang mencurigakan tersebut. Namun, Sri Mulyani mengaku belum mengetahui data yang dimaksud.
"Saya akan segera bertemu dengan Pak Mahfud MD dan Pak Ivan untuk membersihkan masalah ini. Kami akan mencari tahu apa yang terjadi, dimana, dan siapa yang terlibat," ungkap Menkeu.
Sebelumnya, Kemenkeu telah melakukan pertemuan dengan Mahfud MD pada Jumat (10/3) sore untuk membahas laporan transaksi mencurigakan sebesar Rp 300 triliun di Direktorat Jenderal Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
"Kami akan bertemu dengan Pak Menko pada sore hari untuk membahas Rp 300 triliun bersama dengan Wakil Menteri (Suahasil Nazara)," ujar Staf Ahli Menteri Keuangan Yustinus Prastowo di Jakarta, Jumat (10/3).
Baca Juga: Jumlah yang Lapor SPT Capai 6,6 Juta per 9 Maret, Jokowi: Meningkat dari Tahun Lalu
Prastowo mengakui bahwa Kementerian Keuangan telah menerima surat dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
Namun, dalam surat tersebut tidak ada angka Rp 300 triliun. Oleh karena itu, dalam pertemuan nanti akan dijelaskan secara rinci tentang transaksi yang sangat besar tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News