Reporter: Siti Masitoh | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasil survei Center of Economic and Law Studies (CELIOS) pasca satu tahun kerja, Presiden Prabowo Subianto mendapat nilai 3 dari 10, sementara Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mendapat nilai 2 dari 10.
Direktur Kebijakan Publik CELIOS Media Wahyudi Askar membeberkan, nilai rapor tersebut menunjukkan kinerja pemerintah dalam satu tahun yang masih jauh dari harapan.
“Pak Prabowo mendapatkan skor nilai 3, dan Pak Gibran mendapatkan skor 2. Kalau kita dulu sekolah pada saat SMA dan SMP, 3 itu biasanya tidak berada di bawah batas SKBM (Standar Ketuntasan Belajar Minimal) di angka 6 atau 7. Jadi ini jauh di bawah angka standar kelulusan kalau kita di sekolah,” tutur Media, dalam media briefing, Minggu (19/10/2025).
Bahkan, Media menyebut, skor angka 3 kepada Prabowo jauh lebih rendah bila dibandingkan hasil survei pada 100 tahun menjabat yakni mendapatkan skor 5. Sehingga, survey tersebut menunjukkan adanya penurunan dari kualitas kinerja Prabowo-Gibran.
Baca Juga: Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ekonom: Program Andalan Minim Dampak Ekonomi
Ia menyampaikan bahwa jika digambarkan, terdapat banyak rentetan peristiwa yang terjadi selama 8–9 bulan terakhir, dan hal tersebut berdampak pada evaluasi kinerja Prabowo dan Gibran.
Misalnya saja program makan bergizi gratis (MGB) yang menuai banyak kritikan, kebijakan bahan bakar minyak (BBM), serta aksi unjuk rasa yang terjadi bekalangan ini.
Bahkan, dari hasil survey menunjukkan, penilaian capaian program pemerintah dalam satu tahun 45% dinilai buruk, 29% sangat buurk, 26% cukup, 2% baik, dan 0% sangat baik.
Baca Juga: Satu Tahun Menjabat, Prabowo Masih Hadapi Tantangan Wujudkan Pertumbuhan Ekonomi
Media juga menekankan, hasil survey tersbut bukanlah opini probadi dari peneliti atau lembaga, melainkan hasil survei langsung dari publik. Ia berharap, rapor dari masyarakat tersebut menjaadi bahan perbaikan.
“Jadi Presiden pun harus bersikap dewasa dalam berdemokrasi, karena saya kira rapor rakyat ini bukan ancaman terhadap pemerintah tapi juga bukti cinta rakyat pada bangsanya. Jadi kritik ini adalah bentuk perhatian dan bukan kebencian dari rakyat tapi juga bagaimana kita bisa mengevaluasi bersama kinerja pemerintah,” ungkapnya.
Adapun hasil survei tersebut telah melibatkan 1.338 responden dari berbagai wilayah, di pedesaan, pinggiran kota hingga perkotaan. Survei ini juga melibatkan 120 jurnalis dan 60 lembaga pers di seluruh Indoensia, dengan pengumpulan data pada akhir September 2025 hingga 13 Oktober 2025.
Baca Juga: YLKI Beri Rapor Merah Sektor Pangan di Tahun Pertama Pemerintahan Prabowo–Gibran
Selanjutnya: Wacana Pemutihan Tunggakan Kecil Buat Calon Debitur FLPP, Ini Tanggapan BTN
Menarik Dibaca: Trans Segara City Beroperasi, Mobilitas dari Bekasi ke Stasiun Senen Lebih Praktis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News