Reporter: Siti Masitoh | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasil survei Center of Economic and Law Studies (CELIOS) pasca satu tahun kerja pemeirntahan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menjadi menteri dengan kinerja terburuk.
Hasil survei CELIOS berdasarkan penilaian para menunjukkan, Bahlil mendapat nilai minus 151, atau menteri dengan kinerja terburuk dan harus di reshuffle.
Di peringkat kedua, adalah Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana dengan nimai minus 81, disusul Menteri Hak Asasi Manuasia (HAM) Natalius Pigai mendapat nilai minus 79.
“Peringkat pertama yang harus di reshuffle itu adalah Pak Bahlil,” tutur Direktur Kebijakan Publik CELIOS Media Wahyudi Askar dalam media briefing, Minggu (19/10/2025).
Baca Juga: Dapat Rapor Merah Hasil Survei Celios: Prabowo Dapat Nilai 3, Gibran 2
Di posisi selanjutnya adalah Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni mendapat nilai minus 56, Menteri Kebudayaan Fadli Zon minus 36, Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana minus 34, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan minus 22.
Kemudian, Kepala Badan Percepatan pengentasan Kemiskinan Budiman Sudjatmiko minus 14, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto mendapatkan nilai minus 10, dan Menteri Agraria dan tata Ruang Nusron Wahid minus 7.
Media membeberkan, bahwa urgensi dari evaluasi kinerja pemerintah dalam satu tahun ini pada dasarnya adalah untuk melihat capaian dan tantangan di empat sektor utama, yaitu ekonomi, sosial politik, hukum, dan hak asasi manusia.
Baca Juga: Menkeu Sindir Tidak Ada Penambahan Kilang Baru, Bahlil: Tanya yang Mengomentari
Ia juga menegaskan bahwa data yang tercantum dalam laporan tersebut bukan merupakan opini dari CELIOS maupun penulis, melainkan hasil agregasi dari suara masyarakat yang dikumpulkan melalui metodologi penelitian terkait evaluasi kinerja tersebut.
Adapun hasil survei tersebut telah melibatkan 1.338 responden dari berbagai wilayah, di pedesaan, pinggiran kota hingga perkotaan. Survei ini juga melibatkan 120 jurnalis dan 60 lembaga pers di seluruh Indoensia, dengan pengumpulan data pada akhir September 2025 hingga 13 Oktober 2025.
Baca Juga: Menteri Bahlil Bantah Bahan Bakar dengan Etanol Kualitasnya Jelek
Selanjutnya: Kadin: Perdagangan Indonesia Masih Tangguh di Tengah Perlambatan Global
Menarik Dibaca: Trans Segara City Beroperasi, Mobilitas dari Bekasi ke Stasiun Senen Lebih Praktis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News