kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Bulan Agustus, PMI manufaktur Indonesia naik ke 51,9


Senin, 03 September 2018 / 14:18 WIB
Bulan Agustus, PMI manufaktur Indonesia naik ke 51,9
ILUSTRASI. Pengiriman sepeda motor Honda


Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Manufaktur Indonesia bergerak lebih kencang pada Agustus lalu. Nikkei bekerja sama dengan IHS Markit Ltd mencatat, Purchasing Managers' Index (PMI) Indonesia bulan Agustus naik menjadi 51,9, dari sebelumnya bulan Juli 50,5. 

Indeks di atas 50 menunjukkan manufaktur suatu negara ekspansif. Penyebabnya bisa dikarenakan permintaan yang naik, kenaikan produksi karena inflasi biaya lebih rendah, sampai munculnya bisnis baru. 

Data PMI Agustus memberi sinyal, operasional manufaktur di Indonesia bergerak dalam fase lebih cepat dibanding kondisi bulan-bulan sebelumnya selama lebih dari dua tahun terakhir. Penyebabnya, penguatan adanya permintaan baru atau new orders dengan fase tercepat sejak Juli 2014. Tapi, permintaan ekspor baru masih lesu, turun untuk sembilan bulan berturut-turut.

Menanggapi kenaikan bisnis baru, pelaku manufaktur menaikkan output pada Agustus. Produksi manufaktur di Indonesia kembali tumbuh setelah sedikit turun pada Juli lalu. Imbasnya, ada pertumbuhan ketenaakerjaan juga pada Agustus lalu. 

Menurut Aashna Dodhia, Ekonom IHS Markit, tetap ada tantangan bagi manufaktur Indonesia. Pertama, permintaan barang produksi Indonesia dari pasar internasional terus turun pada Agustus. 

Kedua, biaya input naik pada laju tercepat dalam waktu tiga tahun terakhir karena rupiah masih tertekan oleh penguatan dollar AS. Ini menjadi salah satu penyebab terjadinya inflasi biaya.

"Kabar baiknya, penguatan permintaan memungkinkan perusahaan menaikkan biaya guna membantu meringankan tekanan margin," kata Dodhia, dalam rilis resminya, Senin (3/9).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×