Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Bila melihat lebih detil, bulan puasa tahun ini jatuh pada pertengahan bulan Juni, sementara tahun lalu bulan, puasa dimulai akhir Juni. Kondisi ini berpengaruh pada tingkat inflasi.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi Juni 2015 sebesar 0,54%. Kenaikan harga bahan pangan menjelang Lebaran menjadi penyebab inflasi Juni 2015 lebih tinggi dari inflasi Juni tahun lalu 0,43%.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo mengatakan inflasi pada Juni tahun ini lebih tinggi dari tahun lalu karena bulan puasa yang jatuh pada pertengahan bulan. Ke depannya, dari awal Juli hingga pertengahan Juli akan terjadi kenaikan yang tajam pada harga barang-barang.
Namun dari pertengahan Juli hingga akhir Juli berpeluang untuk terjadi penurunan karena sudah keluar dari periode Lebaran. Mengacu pada kondisi ini ia memperkirakan inflasi Juli berpeluang berada di bawah 1%.
Komponen inflasi yang akan naik pada Juli adalah biaya pendidikan karena adanya tahun ajaran baru, tarif angkutan, dan pangan. "Tapi untuk komoditi pangan saya kira akan menurun di minggu ketiga dan keempat Juli," terangnya, Rabu (1/7).
Menurut Sasmito, lebaran yang jatuh di tengah bulan membuat dampak pada inflasi relatif lebih kecil bila dibanding Lebaran yang jatuh pada awal atau akhir bulan. Pada 2014, hari raya Lebaran jatuh pada akhir Juli sehingga inflasi Juli 2014 tercatat 0,93%.
Inflasi mulai Agustus akan berada dalam trend menurun. Hingga akhir tahun, BPS memperkirakan inflasi bisa berada di bawah target pemerintah 5%. Kunci penanganan inflasi ada pada dua bulan periode Lebaran yaitu Juni dan Juli serta Desember. Kalau itu bisa teratasi maka inflasi hingga akhir tahun akan terkendali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News