kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.237.000   3.000   0,13%
  • USD/IDR 16.640   3,00   0,02%
  • IDX 8.044   -17,24   -0,21%
  • KOMPAS100 1.114   -2,28   -0,20%
  • LQ45 784   -9,49   -1,20%
  • ISSI 282   1,25   0,44%
  • IDX30 411   -4,49   -1,08%
  • IDXHIDIV20 468   -6,38   -1,35%
  • IDX80 122   -0,32   -0,26%
  • IDXV30 133   0,84   0,63%
  • IDXQ30 130   -1,49   -1,14%

BPS: Inflasi Inti September 2025 Tercatat 0,18%, Ini Faktor Pemicunya


Rabu, 01 Oktober 2025 / 15:26 WIB
BPS: Inflasi Inti September 2025 Tercatat 0,18%, Ini Faktor Pemicunya
ILUSTRASI. Deputi Bidang Statistik Produksi Badan Pusat Statistik (BPS) M. Habibullah. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi pada komponen inti tercatat 0,18% secara bulanan (Month to month/mtm) dengan andil inflasi sebesar 0,11%.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi pada komponen inti tercatat 0,18% secara bulanan (Month to month/mtm) dengan andil inflasi sebesar 0,11%. 

Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah, menjelaskan inflasi inti tersebut didorong oleh kenaikan harga di seluruh komponen, utamanya komoditas emas perhiasan dan biaya kuliah

“Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi komponen inti adalah emas perhiasan dan biaya kuliah akademi/perguruan tinggi,” ungkap Habibullah dalam konferensi pers, Rabu (1/10).

Sementara itu, komponen harga diatur pemerintah (administered prices) mengalami inflasi sebesar 0,06% dengan andil 0,01%. Pendorong utamanya adalah kenaikan harga sigaret kretek mesin (SKM) dan sigaret kretek tangan (SKT).

Baca Juga: BPS: Luas Panen Jagung Turun 10,04% Jadi 0,23 Juta Hektare per Agustus 2025

Adapun komponen bergejolak (volatile food) mencatat inflasi tertinggi, yakni 0,52% MtM dengan andil inflasi 0,09%. Komoditas yang mendorong kenaikan harga pada kelompok ini adalah cabai merah, daging ayam ras, dan cabai hijau.

Secara kelompok pengeluaran, inflasi bulanan terbesar datang dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi 0,38% dan andil 0,11%. 

“Beberapa komoditas penyumbang utama inflasi kelompok ini di antaranya cabai merah, daging ayam ras, dan cabai hijau,” jelas Habibullah.

BPS juga mencatat, inflasi terjadi di 24 provinsi, sedangkan 14 provinsi mengalami deflasi. Riau menjadi provinsi dengan inflasi tertinggi sebesar 1,11% MtM, sementara deflasi terdalam tercatat di Papua Selatan sebesar 1,08% MtM. 

Baca Juga: BPS: Harga Beras Turun per September 2025, Catat Deflasi 0,13%

Selanjutnya: Krom Bank Buka Suara Pasca Sahamnya Tiba-Tiba Meroket 14% Akhir Pekan Lalu

Menarik Dibaca: Pikirkan Karier Kedua Setelah Pensiun yang Jadi Babak Baru Kehidupan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×