kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.891.000   25.000   1,34%
  • USD/IDR 16.445   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.107   66,36   0,94%
  • KOMPAS100 1.034   12,73   1,25%
  • LQ45 806   9,73   1,22%
  • ISSI 223   1,91   0,86%
  • IDX30 421   5,94   1,43%
  • IDXHIDIV20 502   10,81   2,20%
  • IDX80 116   1,41   1,23%
  • IDXV30 120   2,66   2,27%
  • IDXQ30 138   2,04   1,50%

Bos LPS: Tanpa IMF, Indonesia bisa Tumbuh Lebih Baik


Jumat, 16 Mei 2025 / 15:51 WIB
Bos LPS: Tanpa IMF, Indonesia bisa Tumbuh Lebih Baik
ILUSTRASI. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyatakan keyakinannya bahwa Indonesia mampu tumbuh lebih baik tanpa keterlibatan IMF. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/Spt.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan keyakinannya bahwa Indonesia mampu tumbuh lebih baik tanpa keterlibatan International Monetary Fund (IMF). 

Pernyataan ini disampaikan menyusul prediksi terbaru IMF yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya sebesar 4,7% pada tahun 2025.

Menurutnya, prediksi IMF sering kali meleset jauh dari kenyataan. Ia mencontohkan pada tahun 2009, ketika IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 2,5%, namun kenyataannya pertumbuhan mencapai 4,6%. 

Begitu pula pada tahun 2020, IMF memperkirakan pertumbuhan 0,5%, sedangkan ekonomi Indonesia justru terkontraksi 2,1%.

Baca Juga: Ketua Dewan Komisioner LPS Kritik Keras Ramalan IMF Soal Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi

“Kalau saya gak percaya IMF. Menurut saya IMF bodoh. Kalau tidak percaya kita lihat track record-nya," ujar Purbaya dalam acara Investment Forum 2025, Jumat (16/5).

Ia juga mengingatkan sejarah krisis ekonomi Indonesia pada 1998 yang diperparah oleh campur tangan IMF.

"Jadi 2009 tidak ada IMF di Indonesia. Kita bisa tumbuh 4,6% ketika seluruh negara sekeliling kita tumbuh negatif. Sekarang juga tidak ada.Harusnya kita bisa tumbuh dengan baik," katanya. 

"1998 ada IMF, kita hancur. Jadi kalau kita berdiri di kaki sendiri kita harusnya lebih bagus," imbuh Purbaya.

Purbaya menilai prediksi IMF untuk tahun 2025 terlalu pesimistis. Ia menyoroti bahwa ketika pertumbuhan global diprediksi 2,8%, IMF memperkirakan Indonesia hanya tumbuh 4,7%. Padahal di masa lalu, Indonesia mampu tumbuh jauh lebih tinggi saat kondisi global sulit.

Baca Juga: LPS: Simpanan Kelas Menengah Bawah Per Maret 2025 Naik, Pertanda Apa?

Selain itu, Purbaya juga menilai Indonesia relatif lebih tahan terhadap risiko global seperti ketegangan geopolitik, terutama perang dagang antara Amerika Serikat dan negara lain. 

Dibandingkan negara-negara seperti Vietnam dan Kamboja yang sangat bergantung pada ekspor ke AS, Indonesia memiliki porsi ekspor yang lebih kecil, sehingga dampaknya lebih terbatas.

"Jadi seandainya ada gonjeng-gonjeng yang paling dahsyat pun, kita negara yang terdampak paling kecil," katanya.

Dengan segala alasan tersebut, Purbaya mengajak masyarakat dan pelaku pasar untuk tidak terlalu khawatir terhadap prediksi IMF dan lebih percaya pada kemampuan ekonomi Indonesia sendiri.

"Jadi prediksi mereka terlalu pesimistik, jadi Anda jangan percaya IMF. Kalau nanya prediksi ekonomi, tanya saya aja. Saya yang paling tau kok. Jangan tanya IMF," terang Purbaya.

Selanjutnya: Tensi Perang Perang Mereda, Harga Batubara Mulai Bergerak Naik

Menarik Dibaca: Sayur Penurun Kolesterol Paling Cepat Apa Saja? Ini 8 Rekomendasinya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×