kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bonus demografi perlu diperpanjang sebelum Indonesia jadi negara maju


Rabu, 14 Februari 2018 / 19:07 WIB
Bonus demografi perlu diperpanjang sebelum Indonesia jadi negara maju
ILUSTRASI. RUMAH TINGGAL WARGA JAKARTA


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bonus demografi diperkirakan akan berada pada puncaknya di tahun 2034 mendatang. Meski begitu, Indonesia diperkirakan akan memasuki ageing population yang bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi. Makanya, Indonesia perlu memperpanjang masa bonus demografi.

Menteri PPN/Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, di tahun 2034 mendatang terdapat 60 tenaga kerja produktif untuk mendukung 100 penduduk, angka ketergantungan di bawah 50, dan memberikan kontribusi 0,22% terhadap pertumbuhan ekonomi.

Di tahun 2045, jumlah penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 321 juta. Saat itu, tingkat kesuburan atau Total Fertility Rate (TFR) diperkirakan ada di level 2,1% dan tingkat kematian bayi atau Infant Mortality Rate (IMR) di level 3%. Adapun TFR dan IMR itu jauh lebih rendah dibanding tahun 2015 berdasarkan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 yang masing-masing sebesar 2,28% dan 24%.

Sayangnya, usia harapan hidup di tahun 2045 naik menjadi 73 tahun dari tahun 2015 yang 70 tahun. Sehingga, jumlah lansial naik pesat dari 22 juta orang di tahun 2015 menjadi 62 juta di tahun 2045 mendatang. Saat itulah Indonesia memasuki ageing population.

"Indonesia kemungkinan mulai memasuki ageing population dengan dependensi ratio 52,3% dan urbanisasi sudah 67%," kata Bambang dalam acara Kick Off Meeting di Kantor BPS, Rabu (14/2).

Jika Indonesia memasuki ageing population maka pertumbuhan ekonomi akan melambat. Akibatnya, Indonesia bisa sulit keluar sebagai middle income trap. Padahal, dengan jumlah penduduk usia produktif yang cukup besar dan terkelola, Indonesia memiliki momentum untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjadi negara maju.

Bambang bilang, China sudah memasuki ageing population yang menyebabkan ekonominya mengalami moderasi. Hal itu juga dialami Jepang dan Korea Selatan. Padahal, keduanya merupakan rajanya pertumbuhan saat mengalami bonus demografi.

Oleh karena itu, untuk menghindari ageing population Indonesia harus memperpanjang masa bonus demografi. Menurut Bambang, ada dua cara untuk mencapai hal itu. Pertama, dengan menjaga TFR tetap di level 2,1% dan tidak turun terlalu jauh. Sebab itu, ia meminta kepada Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk mengubah moto menjadi "Dua anak lebih ideal" agar dalam satu keluarga tidak memiliki anak kurang dari dua orang.

Kedua, dengan menurunkan tingkat kematian bayi atau menjaga IMR di level 3%. Kalau dua hal ini bisa dilakukan maka bonus demografi bisa sedikit diperpanjang," tambah Bambang.

Ia menambahkan, jangan sampai Indonesia memasuki ageing population sebelum menjadi negara maju. Sebab, insentif fiskal pun tidak bisa memacu kembali pertumbuhan penduduk, sebagaimana yangh dialami Rusia. Oleh sebab itu pula lanjutnya, Sensus Penduduk 2020 yang akan dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menjadi penting pemetaan dan pembangunan jangka panjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×