Reporter: nina dwiantika | Editor: Ruisa Khoiriyah
JAKARTA. Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta tercatat sebagai daerah penyumbang inflasi terbesar dibandingkan daerah-daerah lain di Indonesia. Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) mencatat, sumbangan inflasi dari DKI Jakarta mencapai 22,5% dari total inflasi nasional.
"DKI Jakarta memasok inflasi nasional sampai bobot 22,5% dari total inflasi nasional", kata Wakil Ketua I TPID Sugeng, di Gedung Bank Indonesia Jakarta, Kamis (23/12). Pada November 2010, Jakarta mencatat kenaikan inflasi kumulatif sebesar 5,41% year to date (ytd) atau 5,95% year on year (yoy).
Untuk meredam tekanan harga di ibukota, TPID tengah menyiapkan upaya-upaya peredaman jangka pendek. Yakni, dengan menggelar kegiatan operasi pasar beras, operasi pasar khusus, dan pasar murah di 15 titik di ibukota. Tanggal 28 Desember nanti misalnya, Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan akan menggelar operasi pasar khusus dan pasar murah di lima wilayah. Adapun tanggal 29-30 Desember 2010, Dinas Kelautan dan Pertanian bekerjasama dengan PD Dharma Jaya akan menggelar operasi pasar khusus di 10 titik di ibukota. "Kami juga akan optimalkan penyaluran beras untuk rumah tangga miskin (raskin), karena sumbangan inflasinya cukup besar dari beras," jelas Sugeng.
Adapun langkah preventif jangka panjang dalam menghadapi tekanan inflasi, TPID menyiapkan strategi kebijakan pendorongan kapasitas ekonomi. "Juga, kordinasi kebijakan lintas daerah, aksesibilitas pasokan dan harga komoditas pangan strategis. Terakhir, pengaturan besaran dan timing kenaikan tarif yang akan diatur oleh Pemerintah Daerah", kata Hasan Basri Saleh, Ketua TPID.
TPID juga mengantisipasi pencegahan tindakan kriminal penimbunan barang di beberapa kota. "Kami kerjasama dengan Kepolisian Metro DKI Jakarta dengan melakukan inspeksi ke berbagai pasar," paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News