kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

BKPM pertimbangkan buka investasi bagi universitas asing masuk Indonesia


Rabu, 13 Februari 2019 / 16:47 WIB
BKPM pertimbangkan buka investasi bagi universitas asing masuk Indonesia


Reporter: Mochammad Fauzan | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong  tengah mempertimbangkan membuka peluang investasi di sektor pendidikan. Hal ini dilakukan karena setiap tahunnya, ratusan ribu mahasiswa asal Indonesia menuntut pendidikan ke luar negeri.

"Banyak mahasiswa kita yang kuliah di luar negeri turut berkontribusi menguras devisa dalam negeri." Ujarnya Lembong, Rabu, (13/2). 

Lembong menjelaskan, gagasan peluang investasi di sektor pendidikan merupakan hal yang sangat penting. Pasalnya, setiap warga Indonesia yang berangkat ke luar negeri untuk kuliah hal itu turut menguras devisa negara.

Dengan begitu, kemungkinan pemerintah saat ini menggagas membuka investasi asing di sektor perguruan tinggi, sehingga, universitas asing bisa mendirikan kampusnya di dalam negeri.

"Jadi, nanti mereka akan membayar kuliah di Indonesia dengan rupiah." ujar Lembong.

Lembong berharap, nantinya implementasi tersebut bisa dilaksanakan usai ajang pemilhan presiden dan wakil presiden yang akan digelar pada medio bulan April 2019 mendatang.

Dirinya, memaparkan dengan skema porsi penanaman modal asing (PMA) universitas di luar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sebesar 67%. Sementara untuk PMA universitas di dalam KEK bisa mencapai 100%.

"Yang sedang kami kerjakan dan diharapkan bisa terealisasi setelah pemilu." Ucap Lembong.

Dia menambahkan, jika hal itu bisa terealisasi, pihaknya mengaku optimistis hal ini akan mengamankan devisa negara agar tak pergi keluar negeri. Lembong menilai, relaksasi investasi akan merambah ke sektor jasa lainnya, misalnya di sektor kesehatan seperti rumah sakit.

Menurutnya, dengan membuka investasi di sektor jasa, perekonomian dalam negeri bisa menopang lebih kuat karena sektor jasa dinilai lebih 'bergizi' dibanding sektor manufaktur.

Dengan begitu dapat membuka lapangan kerja yang lebih luas dan kualitas tenaga kerja Indonesia di sektor jasa akan semakin kompetitif.

"Supplai rumah sakit masih kurang sekali. Tiap tahun puluhan ribu WNI ke Penang untuk berobat. Kalau rumah sakit asing bisa masuk ke Indonesia kita bisa mendapat pelayanan internasional, bisa menghemat devisa, dan bisa membuka lapangan kerja" Ujar Lembong

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×