Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli
Di sisi lain, Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Farah Ratnadewi menilai sektor pertambangan masih bisa berkembang sampai akhir tahun 2019 seiring dengan semakin banyaknya masuk industri pengolahan bahan tambang.
Baca Juga: Thomas Lembong minta maaf dan ralat kalau Unicorns Indonesia milik Singapura
“Sejauh ini sektor pertambangan masuk ke lima besar kontribusi terbanyak. Ini membuktikan minat investor masih ada,” kata Farah kepada Kontan.co.id, Rabu (31/7).
Kepala BKPM)Thomas Trikasi Lembong mengaku optimistis tren investasi di tahun ini akan tumbuh. Dia melihat sejak akhir kuartal IV-2018 hingga kuartal II-2019 geliat investor berlanjut positif.
Thomas memaparkan kepercaya diri investor kembali ke pasar Indonesia tersokong sentimen eksternal yakni tensi perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China yang meredam. Dari sisi internal stabilitas politik mulai terasa pasca pengumuman Pilpres.
Baca Juga: BKPM jelaskan alasan Hyundai, BYD, hingga Softbank tertarik masuk ke Indonesia
“Secara siklus politik memang setahun sebelum pemilu sudah pasti melambat, maka setelahnya tumbuh atau recovery. Stabilitas ekonomi jadinya sudah mulai terjamin,” kata Thomas dalam konferensi pers di kantor BKPM, Jakarta, Selasa (30/7).
Dia menyampaikan di tahun ini motor pertumbuhan ekonomi baru salah satunya berasal dari industri smelter atau pengolahan logam. Ekspor nikel Indonesia merupakan tiga terbesar di dunia untuk bahan baja anti karat.
Sehingga gairah investasi diramal cukup gencar dengan pertumbuhan PMA industri pengolahan logam yang cukup signifikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News