Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemilihan Umum (Pemilu) serentak akan berlangsung awal tahun 2024. Sejumlah ekonom memperkirakan gelaran pemilu tersebut akan berdampak kepada kinerja investasi Indonesia lantaran investor asing cenderung wait and see.
Namun, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Nathan Kacaribu berharap kegiatan pemilu tahun depan tidak akan berdampak pada laju investasi di Indonesia.
Untuk itu, pemerintah akan memastikan pelaksanaan pemilu 2024 akan berjalan dengan baik dan lancar sehingga tidak menganggu investor asing dalam menanamkan modalnya di dalam negeri.
Baca Juga: Sri Mulyani Perkirakan Konsumsi Masyarakat di 2024 Akan Menguat
"Pemilu tetap harus kita kelola, pemerintah memastikan bahwa ini berjalan dengan baik dan lancar. Tetapi kita juga berharap ada peluang untuk investor asing tetap jalan. Kita akan terus dorong," ujar Febrio saat ditemui di Kompleks DPR RI, Selasa (30/5).
Di sisi lain, Febrio memandang bahwa Indonesia menjadi pasar terpanas bagi perusahaan untuk melantai di bursa melalui penawaran umum saham (IPO). Bahkan, pasar IPO Indonesia juga telah mengalahkan Hong Kong dan India.
Menurutnya, hal ini dikarenakan Indonesia memegang peran yang cukup besar dalam konteks geopolitik serta memastikan sumber daya alam Indonesia (SDA) didorong untuk memberikan multiplier effect sebesar-besarnya.
Baca Juga: Tarif Cukai Rokok Naik 10% pada Tahun Pemilu, Pemerintah Tunggu Restu DPR
"Ini memberikan pesanan yang kuat bagi investor. Nah, tidak hanya bagaimana mereka menyiapkan untuk tahun-tahun ke depan, bahkan tahun ini mereka sudah masuk. Contohnya adalah yang kuartal I-2023 sudah terjadi IPO di pasar modal," terang Febrio.
"Jadi bukan hanya langsung ke kawasan industrinya, tapi mereka bahkan berhasil menggerakkan pasar modal," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News