kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45922,49   -13,02   -1.39%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI Telah Suntik Likuiditas ke Perbankan Rp 5,93 Triliun hingga 18 Januari 2022


Kamis, 20 Januari 2022 / 17:05 WIB
BI Telah Suntik Likuiditas ke Perbankan Rp 5,93 Triliun hingga 18 Januari 2022
ILUSTRASI. BI Telah Suntik Likuiditas ke Perbankan Rp 5,93 Triliun hingga 18 Januari 2022


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bank Indonesia (BI) masih setia melakukan injeksi likuiditas atau quantitative easing (QE) di perbankan. 

Dari awal tahun 2022 hingga 18 Januari 2022, BI terpantau sudah melakukan penambahan likuiditas sebesar Rp 5,93 triliun. 

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, BI juga telah menambah likuiditas bahkan dari tahun 2020. Dan di sepanjang tahun 2021, total likuiditas yang sudah disiramkan oleh BI tercatat Rp 147,83 triliun. 

“Dengan ekspansi moneter ini, kondisi likuiditas di perbankan masih longgar. Angka yang kami sajikan masih sampai Desember 2021, tetapi bahkan gambaran di Januari 2021 juga masih menunjukkan likuiditas yang longgar,” ujar Perry, Kamis (20/1). 

Baca Juga: BI: Bunga Kredit Turun Lebih Lambat, NIM Bank Makin Tinggi di Era Suku Bunga Rendah

Likuiditas yang longgar ini tercermin pada likuiditas perbankan yang longgar dan terlihat pada rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang tinggi mencapai 35,12% serta Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh sebesar 12,21% yoy. 

Perry bilang, sebelum adanya Covid-19, rasio AL/DPK tertinggi adalah 23%. “Sehingga bisa dibayangkan kalau sekarang ini longgar banget,” kata Perry. 

Selain itu, likuiditas perekonomian juga meningkat  tercermin pada uang beredar dalam arti sempit (M1) yang tumbuh 17,9% yoy dan uang beredar dalam arti luas (M2) yang tumbuh hingga 13,9% yoy. 

Baca Juga: BI Mulai Tapering Maret 2022, Diawali dengan Menaikkan GWM

Lebih lanjut, pada tahun 2022, BI mengaku sudah akan mulai melakukan normalisasi kebijakan likuiditas (tapering off). Tepatnya, pada akhir kuartal I-2022 atau pada Maret 2022. 

“Namun, kami tetap memastikan kemampuan perbankan dalam penyaluran kredit/pembiayaan kepada dunia usaha dan partisipasi dalam pembelian SBN untuk pembiayaan APBN,” tandas Perry. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×