kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI sampaikan 5 visi blueprint sistem pembayaran Indonesia


Senin, 23 Agustus 2021 / 13:32 WIB
BI sampaikan 5 visi blueprint sistem pembayaran Indonesia


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Filianingsih Hendarta mengatakan, Sistem Pembayaran Indonesia (SPI) terhadap digitalisasi dituangkan dalam 5 visi Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025 yang diimplementasikan dalam lima inisiatif dan deliverables utama.

Pertama yaitu, SPI 2025 mendukung integrasi ekonomi keuangan digital nasional sehingga menjamin fungsi bank sentral dalam proses pengedaran uang, kebijakan moneter, dan stabilitas system keuangan, serta mendorong inklusi keuangan.

Kedua, mendukung digitalisasi perbankan sebagai lembaga utama dalam ekonomi keuangan digital melalui open banking maupun pemanfaatan teknologi digital dan dalam bisnis keuangan.

Baca Juga: BI terbitkan ketentuan standarisasi dalam penyelenggaraan sistem pembayaran

Ketiga, menjamin interlink antara fintech dengan perbankan untuk menghindari risiko shadow-banking melalui pengaturan teknologi digital seperti Arsitektur Perbankan Indonesia (API), kerja sama bisnis, maupun kepemilikan perusahaan.

Keempat, menjamin keseimbangan antara inovasi dengan consumers protection, intergritas dan stabilitas serta persaingan usaha yang sehat melalui penerapan Know Your Customer (KYC) dan Anti Money Laundering (AML), Counter Financing of Terrorism (CFT).

Kelima, kewajiban keterbukaan data/informasi bisnis atau publik, dan penerapan regtech dan suptech dalam pelaporan, regulasi dan pengawasan.

“Lima visi ini sebagai wujud dari lima inisiatif  dengan 23 deliverables akan disapaikan secara bertahap sampai 2025. Deliverables ini juga ada yang bisa diimplementasikan langsung oleh BI sesuai tugas dan kewenangannya  seperti stabilitas keuangan, akan tetapi ada juga yang diimplementasikan melalui kolaborasi dengan industry,” kata Filianingsih dalam diskusi virtual, Senin (23/8).

Baca Juga: IHSG menanjak 0,93%, saham-saham ini banyak diborong asing di sesi I

Selain itu, terdapat juga tiga esensi kebijakan yaitu, restruksi industri Sistem Pembayaran di era digital, infrastruktur Sistem Pembayaran yang ineroperable dan interconnected, serta kebijakan publik atas data pembayaran.

Filianingsih  mengatakan, diharapkan dengan adanya Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia ini dapat membentuk ekosistem digital yang sehat dan bisa memberikan manfaat optimal bagi seluruh masyarakat melalui proses inklusi ekonomi keuangan. 

Selanjutnya: IHSG menguat 0,93% ke 6.086 pada sesi I hari ini, asing catat net buy Rp 59,35 miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×