Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Deputi Gubernur Bank Indonesia Mirza Adityaswara memperkirkan pertumbuhan ekonomi nasional 2018 berada di kisaran 5,1%-5,4%. Optimisme itu lahir lantaran tahun lalu Indonesia masih dapat membukukan pertumbuhan ekonomi 5,07% di tengah situasi sulit.
Ia mencontohkan, pada 2017 suku bunga Amerika Serikat (AS) lima kali mengalami kenaikan. Namun BI justru dapat turunkan suku bunga hingga delapan kali.
Meski demikian ia memberi catatan, untuk menyukseskan target pertumbuhan ekonomi mencapai 5,4% pemerintah memang perlu bekerja keras. Khususnya dalam rangka menarik investasi.
Presiden Jokowi terus mendorong daerah dan pusat mendorong deregulasi karena kita tidak bisa mengandalkan APBN/APBD. Sektor swasta harus bergerak khususnya di daerah.
Mirza juga meminta Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri) memberikan arahan ke daerah untuk bisa menggunakan data Bank Indonesia dalam rangka mengontrol inflasi.
Hal tersebut dikatakannya lantaran masih banyak daerah yang tak melaksanakan saran maupun data dari Bank Indonesia.
Mirza menambahkan, daerah perlu punya peran besar dalam menjaga inflasi, khususnya untuk menjaga pasokan dan harga volatile food seperti beras, cabai, bawang, dan daging.
Sekretaris Jenderal Kemdagri Hadi Prabowo Hadi Prabowo juga mengakui minimnya perencanaan yang matang dari daerah dalam menjaga inflasi.
Sementara itu Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan, guna mengatasi inflasi di daerah, Kemdagri bersama Bank Indonesia menargetkan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dapat terbentuk di 541 kabupaten dan kotamadya.
Meski demikian masih ada17 daerah yang belum memiliki TPID. Ia memperkirakan dalam kuartal I 2018, jumlah tersebut akan terus menurun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News