Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Penyaluran pembiayaan perbankan ke segmen korporasi masih menggeliat di akhir tahun 2023 lalu. Bank Indonesia menyebut peningkatan kebutuhan pembiayaan korporasi terutama digunakan untuk mendukung operasional dan membayar utang jatuh tempo.
Bank Indonesia dalam laporannya mencatat Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pembiayaan korporasi sebesar 18,4%, meningkat dibandingkan SBT 14,9% pada November 2023. Peningkatan ini terutama didorong kebutuhan pada sektor Industri Pengolahan dan sektor Perdagangan, serta sektor Reparasi mobil dan motor.
Meskipun memang pembiayaan perbankan masih menjadi opsi, namun porsinya hanya 7,6% untuk memenuhi kebutuhan dana korporasi, mayoritasnya dipenuhi dari dana sendiri dengan porsi 68,1%, diikuti dengan pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik (9,2%).
Baca Juga: Pemerintah Bakal Tekan Porsi Penerbitan SBN Valas, Ini Alasannya
Adapun alasan para korporasi tersebut lebih memilih menggunakan dana sendiri adalah karena kemudahan dan kecepatan perolehan dana, mengingat mereka tidak perlu repot mengurus berbagai keperluan administrasi serta memberikan jaminan pinjaman.
Di sisi lain, dalam mengajukan pinjaman, tentu ada faktor pertimbangan, antara lain biaya suku bunga yang lebih murah, optimalisasi fasilitas eksisting, dan menghindari risiko nilai tukar melakukan pinjaman ke perbankan, faktor pertimbangannya adalah biaya bunga yang lebih murah, serta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News