kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

BI optimistis aliran modal asing masih masuk ke Indonesia


Minggu, 09 Februari 2020 / 19:43 WIB
BI optimistis aliran modal asing masih masuk ke Indonesia
ILUSTRASI. Gedung kantor pusat Bank Indonesia, Jakarta.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

Salah satu langkah yang akan dilakukan adalah dengan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan menjaga likuiditas pasar keuangan.

Salah satu upaya BI yang telah dilakukan untuk menambah likuiditas di pasar tersebut adalah dengan membeli surat utang pemerintah di pasar keuangan dalam negeri dengan nilai hampir Rp 25 triliun, pada awal Februari lalu.

Baca Juga: Virus corona mencemaskan, arus modal asing kabur Rp 11 triliun dalam sepekan terakhir

Meski dengan usaha yang telah dilakukan oleh BI dan pemerintah, Ekonom Institut For Development of Econonmics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira memandang bahwa masih ada kemungkinan adanya dana asing yang keluar dari Indonesia dalam satu bulan ke depan bila status corona belum diturunkan oleh WHO.

"Outflow akan terjadi dalam bentuk nett sells. Setidaknya Rp 3 triliun - Rp 5 triliun dalam sebulan ke depan," jelas Bhima.

Oleh karenanya, Bhima mengimbau agar BI menambah kebijakan lain, seperti menurunkan suku bunga acuan dalam kisaran 25 - 50 basis poin (bps) untuk menggenjot kepercayaan pelaku pasar.

Baca Juga: Ini faktor yang membuat asing masih melirik obligasi pemerintah

Selain itu, Bhima juga mengimbau agar BI bisa bekerjasama dengan bank-bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk melakukan penangguhan pembayaran bunga kepada debitur di wilayah atau sektor pariwisata yang terganggu pertumbuhannya akibat virus Corona, seperti Bali dan Lombok.

Bhima pun mengaku bahwa ini membutuhkan waktu, tetapi setidaknya BI juga mengirim sinyal ke pasar bahwa otoritas telah melakukan langkah-langkah antisipatif untuk merebut kembali kepercayaan pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×