Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Ekonomi Indonesia tumbuh 5,12% di kuartal II 2025. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, realisasi angka pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan yang tertinggi dalam beberapa kuartal terakhir.
Angka ini berada di atas proyeksi sejumlah lembaga seperti IMF yang memprediksi pertumbuhan Indonesia akan berada di kisaran 4,7%–5,0%.
“Ini adalah pertumbuhan tertinggi dalam beberapa kuartal terakhir.Tentunya dengan pertumbuhan ini, kami juga melihat beberapa perusahaan publik juga sudah mengumumkan hasilnya, terutama perusahaan retail dan dari hasilnya terlihat semuanya mengalami perbaikan atau lebih baik daripada semester satu tahun lalu," kata Airlangga, Selasa (5/8/2025).
Airlangga bilang, ekonomi nasional memang tumbuh seiring dengan industi sektor-sektor terkait yang membaik.
Pemerintah juga mencermati adanya pergeseran perilaku konsumsi masyarakat, yang kini lebih selektif dan digital-oriented, khususnya di minimarket dan kios dan bergeser ke online atau e-commerce. Namun, dengan tumbuhnya perusahaan retail, Airlangga menekankan, fenomena Rojali alias rombongan jarang beli tidak perlu dikhawatirkan.
Baca Juga: Ekonom: Data Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II 2025 5,12% Tak Mencerminkan Kondisi Riil
Airlangga juga menyebutkan, kontribusi ekonomi digital secara global yang telah menyumbang lebih dari 15,5% terhadap total PDB dunia. Hal ini sekaligus menandakan peran ekonomi digital yang semakin besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
Indonesia sendiri menguasai sekitar 40% dari total pasar ekonomi digital di kawasan ASEAN. Sejalan dengan pengembangan ekonomi digital, Digital Economy Framework Agreement (DEFA) menjadi salah satu agenda prioritas ASEAN dalam mendorong dan mengoptimalkan potensi ekonomi digital di kawasan ASEAN.
“Kalau kita lihat hampir di semua sektor yang berbasis digital itu terjadi kenaikan. Nah inilah sektor digital yang diharapkan menjadi pengungkit tambahan sektor ekonomi kita yang tumbuhnya itu tidak linear, tetapi ini tumbuh secara luar biasa," kata Airlangga.
Kata Airlangga, potensi tersebut jika melihat target DEFA pada ekonomi digital sebesar US$ 2 triliun di ASEAN sedangkan Indonesia US$ 600 miliar di 2030.
"Kita berharap US$ 600 miliar ini bisa dimanfaatkan. Dan digitalisasi ini tidak tergantung dengan tarif. Digitalisasi ini tentu kita dorong e-commerce. E-commerce ASEAN bea masuknya 99,9% sudah 0,” ungkapnya.
Baca Juga: Konsumsi Jadi Andalan, Ini 5 Sumber Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal II 2025
Untuk mendorong ekonomi, Airlangga mengatakan, pemerintah telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mendorong sisi permintaan domestik dan menjaga sektor eksternal untuk memitigasi risiko global.
Dari sisi permintaan diantaranya yaitu dengan meluncurkan paket stimulus ekonomi. Untuk menjaga sektor eksternal, pemerintah mengoptimalisasi kebijakan devisa hasil ekspor (DHE), mengoptimalkan negosiasi dagang dan melakukan perluasan CEPA/FTA.
Terkait dengan tekanan industri padat karya akibat kebijakan tarif dagang negara tujuan ekspor, pemerintah telah meluncurkan skema kredit industri padat karya untuk merevitalisasi peralatan dan mesin produksi.
Selanjutnya: Jadwal Festival Layang-Layang di Semarang Tahun 2025, Negara Mana Saja yang Ikut?
Menarik Dibaca: Patut Dicoba! Ini 12 Menu Makanan Diet Olahan Dada Ayam yang Enak dan Sehat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News