CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.925   -31,00   -0,20%
  • IDX 7.137   -77,78   -1,08%
  • KOMPAS100 1.092   -10,78   -0,98%
  • LQ45 871   -4,94   -0,56%
  • ISSI 215   -3,31   -1,52%
  • IDX30 446   -2,03   -0,45%
  • IDXHIDIV20 539   -0,53   -0,10%
  • IDX80 125   -1,22   -0,96%
  • IDXV30 135   -0,43   -0,32%
  • IDXQ30 149   -0,44   -0,29%

Virus corona mencemaskan, arus modal asing kabur Rp 11 triliun dalam sepekan terakhir


Jumat, 07 Februari 2020 / 16:53 WIB
Virus corona mencemaskan, arus modal asing kabur Rp 11 triliun dalam sepekan terakhir
ILUSTRASI. Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo


Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wabah virus corona makin mengancam dan mempengaruhi pasar keuangan global. Ini juga dirasakan pasar keuangan Indonesia.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo menyebut, dalam sepekan lalu hingga Kamis (6/2), tercatat aliran modal asing yang keluar dari Indonesia hingga Rp 11 triliun.

Baca Juga: Pemerintah akan mengkaji pembangunan rumah sakit khusus untuk penyakit menular

Meski demikian, secara year to date (ytd), BI mencatat masih ada aliran modal asing yang masuk ke Indonesia, dengan jumlah di kisaran Rp 400 miliar. Menurutnya, aliran modal asing yang masuk tersebut salah satunya berasal dari lelang Surat Berharga Negara (SBN).

Dody optimistis investor asing masih menaruh kepercayaan terhadap prospek perekonomian Indonesia. Apalagi setelah Japan Credit Rating (JCR) menaikkan peringkat utang Indonesia.

Dody menambahkan, BI masih akan memberikan kebijakan yang akomodatif, tidak hanya dalam hal suku bunga sebagai stance, tetapi likuiditas.

BI pun akan tetap bekerjasama dengan pemerintah melalui instrumen dan langkah-langkah yang seirama untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan aliran modal asing yang masuk.

Dody berharap, pemerintah dan BI bisa menjaga aliran modal asing yang masuk sehingga dana asing yang masuk tidak hanya ke investasi portofolio, tetapi bisa masuk ke foreign direct investment (FDI).

Baca Juga: Jalani observasi, KSP: WNI di Natuna dapat Rp 100.000 per orang untuk satu kali makan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×