kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BI menilai ekonomi kuartal II masih lemah


Minggu, 13 Juli 2014 / 12:43 WIB
BI menilai ekonomi kuartal II masih lemah
ILUSTRASI. Pabrik kelapa sawit PT Mahkota Group Tbk


Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menilai perekonomian Indonesia pada kuartal II 2014 masih menunjukkan tren perlambatan. Menurut bank sentral, meskipun masih tumbuh cukup kuat, konsumsi rumah tangga diperkirakan melambat.

"Hal ini diindikasikan, antara lain, oleh melambatnya indeks penjualan eceran dan penjualan mobil," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara dalam konferensi pers di Kantor Pusat BI, pekan lalu.

Bank sentral juga memperkirakan konsumsi pemerintah tumbuh lebih rendah sebagai akibat bergesernya pembayaran gaji ke-13 ke kuartal III-2014 dan adanya penghematan belanja kementerian dan lembaga.

"Sementara itu, pertumbuhan investasi juga diperkirakan melambat, khususnya investasi bangunan sebagai dampak kebijakan stabilisasi. Namun, investasi non bangunan diperkirakan meningkat yang, antara lain, ditopang oleh kinerja ekspor manufaktur yang masih kuat," jelas Tirta.

Secara keseluruhan, BI melaporkan kinerja sektor eksternal masih lemah, karena tertahan kinerja ekspor batubara dan mineral. Meskipun ekspor secara keseluruhan melemah, ekspor manufaktur non sumber daya alam menunjukkan tren peningkatan, khususnya alat angkut.

"Hal tersebut terutama didukung oleh pemulihan ekonomi di negara maju dan mulai dijadikannya Indonesia sebagai basis produksi mobil untuk pasar utama ASEAN, Jepang, dan negara Asia lainnya," ujar Tirta. (Sakina Rakhma Diah Setiawan)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×