kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.884.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.210   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.897   65,26   0,96%
  • KOMPAS100 1.002   13,05   1,32%
  • LQ45 771   10,32   1,36%
  • ISSI 224   1,60   0,72%
  • IDX30 397   5,48   1,40%
  • IDXHIDIV20 461   5,31   1,16%
  • IDX80 113   1,46   1,31%
  • IDXV30 113   0,44   0,39%
  • IDXQ30 129   1,86   1,47%

BI: Persepsi pasar paling tak bisa diprediksi


Minggu, 13 Juli 2014 / 11:52 WIB
BI: Persepsi pasar paling tak bisa diprediksi
ILUSTRASI. Pekerja memanggul karung berisi beras medium di Gudang Bulog Baru (GBB) Sidomulyo, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, Selasa (17/1/2023). ANTARA FOTO/Muhammad Izfaldi/hp


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memposisikan diri selalu hadir di pasar. Namun, mengetahui persepsi pasar adalah hal yang sulit dan tidak bisa diprediksi BI.

Setelah pemilihan presiden (pilpres) berlangsung pada 9 Juli lalu, berdasarkan kurs tengah BI rupiah menguat menuju level Rp 11.549 per dolar Amerika pada Kamis (10/7). Kemudian melemah menuju 11.627 pada Jumat (11/7).

Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan persepsi pasar adalah sesuatu hal yang paling susah diprediksi. Level rupiah sekarang ini hingga pengumuman resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) 22 Juli mendatang pun sulit diprediksi.

Menurut Perry, yang paling penting bagi BI adalah pergerakan rupiah yang cukup stabil dan sesuai fundamentalnya. Rupiah saat ini masih sesuai fundamentalnya. "Kalau masih sejalan dengan fundamental dan sesuai mekanisme pasar, kita biarkan bergerak," ujar Perry akhir pekan lalu.

Kalau sudah melenceng dari fundamental maka BI akan masuk untuk intervensi. Intervensi ini sempat BI lakukan pada akhir Juni lalu di mana rupiah sempat menembus level 12.000.

Dirinya menjelaskan pergerakan rupiah dipengaruhi berbagai faktor. Ada faktor defisit transaksi berjalan dan kondisi global. Memang, akhir-akhir ini rupiah dipengaruhi oleh kondisi sosial politik yaitu pilpres.

Pergerakan rupiah akibat pilpres ini akan terus dipantau oleh BI. Mengenai rupiah yang menguat sedangkan BI masih membutuhkan pelemahan untuk mengerem impor, Perry menegaskan kalau rupiah akan bergerak sesuai fundamentalnya.

Berapa fundamental rupiahnya sendiri, dirinya enggan memberi tahu. Sebelumnya, Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara sempat mengatakan BI nyaman dengan level USD/IDR 11.400-11.800.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×