kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,22   -10,30   -1.10%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI Masih Kaji Bentuk Mata Uang Digital Bank Sentral (CBDC) yang Pas untuk Indonesia


Kamis, 31 Maret 2022 / 16:46 WIB
BI Masih Kaji Bentuk Mata Uang Digital Bank Sentral (CBDC) yang Pas untuk Indonesia


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

Di sisi lain, IMF melihat adanya potensi penggunaan bentuk CBDC lain, yaitu wholesale CBDC (wCBDC). Namun, akses wCBDC ini lebih terbatas dan terutama terbuka untuk lembaga keuangan. Model ini digadang mampu meningkatkan efisiensi penyelesaian pasar keuangan. 

Peran yang menonjol di sini adalah bank sentral. IMF mengutip Mancini-Griffoli dalam penelitian di tahun 2018, bentuk ini membuat cadangan bank sentral diartikan sebagai bentuk grosir dan digunakan secara eksklusif untuk pembayaran antarbank. 

Penggunaan wCBDC dalam sistem pembayaran antarbank ini berpotensi mengurangi biaya dan meningkatkan manajemen likuiditas. Salah satu caranya adalah dengan menyelesaikan repo dengan wCBDC, baik di taraf sekuritas maupun uang tunai menggunakan sistem tunggal atau terintegrasi dalam platform CBDC. 

Baca Juga: Gubernur BI: Ada Pembatasan, Masyarakat Lebih Gemar Transaksi Secara Daring

“Ini bisa meningkatkan efisiensi penyelesaian dalam hal kecepatan dan kompleksitas, dibandingkan dengan sistem Indonesia saat ini yang menggunakan dua sistem, yaitu RTGS dan sistem setelmen surat berharga, dalam menyelesaikan transaksi,” jelas IMF. 

Lebih lanjut, IMF mengembalikan model yang akan dipilih kepada Indonesia sendiri. Penelitian lebih lanjut tentang pilihan model CBDC dan analisis dampak ekonomi makro bisa dilakukan. 

Ini perlu karena harus menimbang perkembangan pasar keuangan Indonesia, likuiditas sektor perbankan, ketersediaan Aset Likuid Berkualitas Tinggi atau High Quality Liquid Asset (HQLA), dan risiko terkait. 

Namun secara garis besar, pengenalan CBDC ini mampu menguntungkan pertumbuhan pasar keuangan Indonesia, terutama melalui perluasan instrumen yang memperkaya keragaman dalam pilihan pembayaran serta peningkatan inklusi keuangan lembaga keuangan non bank, juga fasilitasi pembayaran lintas batas. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×