kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI: Likuiditas perekonomian (M2) meningkat pada Februari 2020


Selasa, 31 Maret 2020 / 10:44 WIB
BI: Likuiditas perekonomian (M2) meningkat pada Februari 2020
ILUSTRASI. Gedung kantor pusat Bank Indonesia, Jakarta.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) meningkat pada Februari 2020. Bank Indonesia (BI) mencatat posisi M2 pada bulan lalu sebesar Rp 6.116,5 triliun atau tumbuh 7,9% yoy alias lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan Januari 2020 yang sebesar 7,1% yoy.

"Akselerasi pertumbuhan M2 disebabkan oleh peningkatan seluruh komponennya, baik uang beredar dalam arti sempit (M1), uang kuas, maupun surat berharga selain saham," tulis bank sentral dalam laporan yang diterima oleh Kontan.co.id, Selasa (31/3).

Baca Juga: Hindari penyebaran covid-19, BRIsyariah tutup layanan pelunasan haji melalui teller

Terperinci, pertumbuhan M1 meningkat dari 7,9% yoy pada Januari 2020 menjadi 8,6% yoy pada Februari 2020. Ini disokong oleh pertumbuhan uang kartal serta giro rupiah. Posisi uang kartal di masyarakat (di luar perbankan dan BI) pada bulan lalu sebesar Rp 608,0 triliun atau tumbuh 6,6% yoy atau meningkat tipis dari bulan sebelumnya yang sebesar 6,4% yoy.

Sementara giro rupiah juga mengalami peningkatan pertumbuhan dari 9,0% yoy pada Januari 2020 menjadi 10,0% yoy. Peningkatan ini berasal dari peningkatan saldo giro rupiah baik milik nasabah korporasi maupun perorangan.

Hanya saja, pertumbuhan dana float (saldo) uang elektronik yang diterbitkan lagi-lagi menurun pertumbuhannya. Sebelumnya, saldo terkoreksi 7,9% yoy di bulan Januari 2020, sementara di bulan lalu menjadi terkoreksi 9,9% yoy. "Uang elektronik pada Februari 2020 tercatat Rp 2,3 triliun dengan pangsa 0,15% terhadap M1," jelas BI.

Sementara uang kuasi tercatat sebesar Rp 4.584,4 triliun atau mengalami peningkatan pertumbuhan dari 6,8% yoy pada Januari 2020 menjadi 7,5% yoy. Ini seiring dengan peningkatan simpanan berjangka, tabungan, serta giro valuta asing (valas). Asal tahu saja, kontribusi uang kuasi terhadap M2 sebesar 75,0%.

Baca Juga: Transaksi remitansi Bank Mandiri tertekan akibat virus corona

Sejalan dengan pertumbuhan tersebut, surat berharga selain saham juga mengalami peningkatan pertumbuhan, yaitu dari 31,8% yoy pada Januari 2020 menjadi 34,7% yoy. Ini didorong oleh peningkatan surat berharga yang dimiliki oleh perusahaan korporasi finansial dalam rupiah.

Lebih lanjut, berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi M2, peningkatan pada bulan lalu disebabkan oleh peningkatan pertumbuhan aktiva dalam negeri bersih.

Aktiva dalam negeri bersih meningkat pertumbuhannya dari 6,2% yoy menjadi 7,2% yoy pada Februari 2020. Ini disebabkan oleh ekspansi operasi keuangan pemerintah yang tercermin dari tagihan bersih kepada pemerintah pusat yang tumbuh 11,9% yoy atau lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 1,8% yoy.

"Ekspansi tersebut disebabkan oleh peningkatan tagihan sistem moneter kepada pemerintah pusat berupa obligasi dalam valas, diiringi dengan penurunan kewajiban sistem moneter kepada pempus berupa simpanan," kata BI.

Baca Juga: Sejumlah daerah terapkan lockdown, ini dampaknya menurut sosiolog

Sementara itu, penyaluran kredit masih mengalami perlambatan pertumbuhan, yakni dari 5,7% yoy menjadi 5,5% yoy pada Februari 2020. Perlambatan terlihat pada kredit modal kerja, investasi, maupun konsumsi pada golongan nasabah korporasi maupun perorangan.

Bank sentral juga mencatat aktiva luar negeri bersih tercatat stabil sebesar 9,9% yoy. Ini disebabkan oleh peningkatan tagihan sistem moneter kepada bukan penduduk sejalan dengan depresiasi nilai tukar rupiah.

"Ini juga diimbangi dengan peningkatan pertumbuhan kewajiban sistem moneter kepada bukan penduduk, terutama berupa simpanan non residen serta kepemilikan surat berharga oleh non residen dalam valas," tandas BI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×