kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BI: Likuiditas perekonomian (M2) meningkat pada Februari 2020


Selasa, 31 Maret 2020 / 10:44 WIB
BI: Likuiditas perekonomian (M2) meningkat pada Februari 2020
ILUSTRASI. Gedung kantor pusat Bank Indonesia, Jakarta.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .

Sejalan dengan pertumbuhan tersebut, surat berharga selain saham juga mengalami peningkatan pertumbuhan, yaitu dari 31,8% yoy pada Januari 2020 menjadi 34,7% yoy. Ini didorong oleh peningkatan surat berharga yang dimiliki oleh perusahaan korporasi finansial dalam rupiah.

Lebih lanjut, berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi M2, peningkatan pada bulan lalu disebabkan oleh peningkatan pertumbuhan aktiva dalam negeri bersih.

Aktiva dalam negeri bersih meningkat pertumbuhannya dari 6,2% yoy menjadi 7,2% yoy pada Februari 2020. Ini disebabkan oleh ekspansi operasi keuangan pemerintah yang tercermin dari tagihan bersih kepada pemerintah pusat yang tumbuh 11,9% yoy atau lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 1,8% yoy.

"Ekspansi tersebut disebabkan oleh peningkatan tagihan sistem moneter kepada pemerintah pusat berupa obligasi dalam valas, diiringi dengan penurunan kewajiban sistem moneter kepada pempus berupa simpanan," kata BI.

Baca Juga: Sejumlah daerah terapkan lockdown, ini dampaknya menurut sosiolog

Sementara itu, penyaluran kredit masih mengalami perlambatan pertumbuhan, yakni dari 5,7% yoy menjadi 5,5% yoy pada Februari 2020. Perlambatan terlihat pada kredit modal kerja, investasi, maupun konsumsi pada golongan nasabah korporasi maupun perorangan.

Bank sentral juga mencatat aktiva luar negeri bersih tercatat stabil sebesar 9,9% yoy. Ini disebabkan oleh peningkatan tagihan sistem moneter kepada bukan penduduk sejalan dengan depresiasi nilai tukar rupiah.

"Ini juga diimbangi dengan peningkatan pertumbuhan kewajiban sistem moneter kepada bukan penduduk, terutama berupa simpanan non residen serta kepemilikan surat berharga oleh non residen dalam valas," tandas BI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×