kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

BI jajaki 10 negara mitra dagang Indonesia lainnya


Senin, 11 Desember 2017 / 15:05 WIB
BI jajaki 10 negara mitra dagang Indonesia lainnya


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah dengan Bank Negara Malaysia (BNM) dan Bank of Thailand (BoT), Bank Indonesia (BI) akan menjajaki negara lain untuk memperluas kerja sama penyelesaian transaksi perdagangan bilateral menggunakan mata uang lokal (Local Currency Settlement atau LCS). Hal tersebut diungkapkan oleh Gubernur BI Agus Martowardojo.

Agus mengatakan, BI akan melihat 10 negara tersebesar lainnya yang memiliki hubungan ekspor dan impor dengan Indonesia. "Kami akan membuka kemungkinan untuk memperluas ini, tetapi di awal kami dengan Malaysia dan Thailand," kata Agus di Gedung BI, Senin (11/12).

Merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS), 10 negara tujuan ekspor Indonesia terbesar di tahun lalu, yaitu Amerika Serikat (AS), China, Jepang, India, Singapura, Malaysia, Korea Selatan, Thailand, dan Belanda. Sementara 10 negara asal impor terbesar Indonesia, yaitu China, Jepang, Thailand, Singapura, AS, Korea Selatan, Malaysia, Australia, Jerman, dan Taiwan.

Agus mengatakan, saat ini transaksi perdagangan internasional di Indonesia didominasi oleh mata uang dollar Amerika Serikat (AS) sebesar 94% dalam kegiatan ekspor dan 78% dalam kegiatan impor. Di bawah dollar AS, transaksi perdagangan internasional di Indonesia menggunakan mata yang euro, dan yen Jepang.

Oleh karena itu, kerja sama LCS yang telah ada saat ini, yaitu transaksi bilateral dengan menggunakan ringgit dan baht diharapkan bisa mendiversifikasi mata uang yang digunakan untuk transaksi ekspor dan impor di Indonesia.

Selain itu, biaya yang akan dikeluarkan pengusaha juga akan lebih efisien karena adanya kuotasi langsung antar mata uang. "Dan tentu ini hal ini akan menjadi pendalaman pasar keuangan Indonesia," tambah dia.

Agus melanjutkan, kerja sama LCS ini juga memungkinkan dilanjutkan ke level regional. Saat ini, operasional pelaksanaan LCS antara Indonesia, Malaysia, dan Thailand dilakukan dengan melibatkan bank-bank komersial. Nantinya, bank sentral juga bisa berperan dalam operasional pelaksanaan LCS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×