Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Angka inflasi akhir tahun ini berpeluang besar mencapai target yang dipatok pemerintah dalam APBN-P 2017 sebesar 4,3% year on year (yoy). Bahkan, inflasi tahun ini berpeluang besar mencapai proyeksi Bank Indonesia (BI) sebesar 3%-3,5% yoy.
Sebab, BI memproyeksi, inflasi Desember sebesar 3,29% yoy, turun tipis dibanding November yang sebesar 3,3% yoy. Sementara inflasi bulanan Desember diperkirakan BI sebesar 0,41% atau naik dibanding bulan sebelumnya sebesar 0,2%.
Walaupun, proyeksi itu masih berdasarkan survei harga mingguan di pekan pertama bulan ini. "Namun, itu memang memberikan pesan yang confirm, baik, dan membawa confidence kepada Indonesia," kata Gubernur BI Agus Martowardojo, akhir pekan lalu.
Secara historis, inflasi meningkat menjelang akhir tahun, yaitu mulai meningkat di November dan Desember. Di November lalu peningkatan inflasi dipengaruhi oleh peningkatan harga yang diatur pemerintah (administered prices) terutama cabai dan bawang merah, beras, telur, dan daging.
Tak hanya itu, kenaikan inflasi November juga disebabkan peningkatan administered prices, terutama rokok kretek, bensin, dan bahan bakar rumah tangga. Meski begitu, inflasi November menjadi inflasi terendah dibanding inflasi November sejak November 2014.
Oleh karena itu, Kepala BPS Suhariyanto meyakini, inflasi Desember tahun ini juga akan terkendali. "Dengan pengalaman ini (inflasi November yang lebih rendah sejak November 2014), saya berharap Desember juga akan terkendali. Ini kalau kami lihat beras naik cuma karena bobotnya besar, andilnya 0,03%," katanya.
Jika inflasi Desember tahun ini sesuai proyeksi BI, maka tiga tahun berturut-turut inflasi nasional berada di kisaran 3%. Tahun 2015 dan 2016, inflasi nasional masing-masing sebesar 3,35% dan 3,02% YoY.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News