CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.343.000   21.000   0,90%
  • USD/IDR 16.729   -36,00   -0,21%
  • IDX 8.407   44,65   0,53%
  • KOMPAS100 1.165   5,83   0,50%
  • LQ45 849   5,46   0,65%
  • ISSI 293   1,52   0,52%
  • IDX30 443   2,43   0,55%
  • IDXHIDIV20 514   3,54   0,69%
  • IDX80 131   0,83   0,64%
  • IDXV30 136   0,12   0,09%
  • IDXQ30 142   1,06   0,76%

BI Bakal Perluas Operasi Moneter Valas Berbasis Yuan dan Yen


Rabu, 19 November 2025 / 17:03 WIB
Diperbarui Rabu, 19 November 2025 / 17:44 WIB
BI Bakal Perluas Operasi Moneter Valas Berbasis Yuan dan Yen
ILUSTRASI. Pejalan kaki melintas dekat gapura Bank Indonesia di Jakarta, Jumat (24/5/2024). BI berencana memperluas operasi moneter valuta asing (valas) dengan menggunakan instrumen spot dan swap dalam mata uang Chinese Yuan (CNY).


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) berencana memperluas operasi moneter valuta asing (valas) dengan menggunakan instrumen spot dan swap dalam mata uang Chinese Yuan (CNY) atau renminbi serta Japanese Yen (JPY).

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengatakan, langkah ini ditempuh untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah melalui pendalaman pasar valas domestik.

“Upaya yang kami kembangkan ini bersifat struktural, yaitu bagaimana memperdalam pasar valas di dalam negeri,” ujar Destry dalam konferensi pers, Rabu (19/11/2025).

Baca Juga: BI Prediksi NPI 2025 Tetap Kuat Ditopang Defisit Transaksi Berjalan yang Rendah

Destry menjelaskan, peningkatan instrumen operasi moneter berbasis Yuan dan Yen juga selaras dengan upaya mendorong transaksi Local Currency Transaction (LCT). Volume LCT antara Indonesia dan Cina terus meningkat dan kini mendekati sekitar US$ 1 miliar per bulan.

Selama ini, pelaku pasar kerap kesulitan mendapatkan pasokan renminbi di dalam negeri.

Karena itu, BI berupaya membuka akses yang lebih luas melalui instrumen operasi moneter dan memperkuat mekanisme pasar untuk transaksi Indonesia, renminbi maupun renminbi–rupiah.

Baca Juga: BI Rate Tetap 4,75%, Berikut Pernyataan Lengkap Gubernur BI

Langkah ini juga diharapkan dapat menurunkan ketergantungan pada dolar Amerika Serikat. Sebab, pelaku pasar sebelumnya harus membeli dolar terlebih dahulu sebelum memperoleh renminbi, sehingga menambah tekanan terhadap kebutuhan dolar.

Selanjutnya: Red Planet Indonesia (PSKT) Lanjutkan Agenda Peremajaan Aset Jaringan Hotel pada 2026

Menarik Dibaca: 7 Dampak Minum Soda Terlalu Banyak Bagi Tubuh

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×