kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Berikut Tantangan yang Membayangi Prospek Perekonomian RI pada Tahun 2023


Senin, 06 Februari 2023 / 18:59 WIB
Berikut Tantangan yang Membayangi Prospek Perekonomian RI pada Tahun 2023
ILUSTRASI. Pengunjung memilih produk alas kaki pada gerai pusat perbelanjaan di Jakarta, Selasa (8/11/2022). (KONTAN/Fransiskus Simbolon)


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gonjang-ganjing perekonomian global menunjukkan tanda mereda. Tanda ada peluang bagi perekonomian Indonesia untuk tumbuh di tahun 2023.  Namun, Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengingatkan, masih ada tantangan yang perlu diwaspadai untuk prospek perekonomian Indonesia tahun ini. 

"Yang pasti masih ada tantangan dari sisi eksternal, terkait dengan kondisi geopolitik. Ada juga tantangan dari sisi dalam negeri," kata David kepada Kontan.co.id, Senin (6/2). 

David pun memerinci. Dari sisi eksternal, ia menegaskan tak ada pihak yang bisa memprediksi dengan pasti terkait kondisi geopolitik. 

"Kondisi geopolitik masih sangat susah ditebak. Siapa yang bisa menebak? Kondisi terkait Ukraina dan lain-lain masih akan fluktuatif di 2023. Sehingga ketidakpastian masih ada meski mereda," tambah David. 

Baca Juga: Ekonom: Capaian Tahun 2022 Bisa Jadi Bekal Pertumbuhan Ekonomi Tahun Ini

Nah, meredanya ketidakpastian global ini seiring dengan tanda positif dari China untuk membuka kembali perekonomiannya setelah kuncitara akibat lonjakan kasus Covid-19.  Dengan pembukaan ekonomi Negara Tirai Bambu, David berharap masalah rantai pasok global akan berangsur teratasi. 

Namun, David juga memperingatkan terkait potensi penurunan ekspor Indonesia. Ini seiring dengan normalisasi harga komoditas andalan ekspor, seperti batubara dan minyak sawit (CPO). 

Sedangkan dari sisi dalam negeri, David mengingatkan pemerintah untuk terus menjaga pergerakan harga. Terutama, inflasi dari harga bergejolak. 

Bila inflasi bergerak liar, ia takut akan menekan daya beli masyarakat dan bermuara pada penurunan kinerja konsumsi rumah tangga. 

Kemudian, David menyoroti kecepatan belanja pemerintah. Pada tahun 2022, konsumsi pemerintah mencatat kontraksi 4,51% secara tahunan. 

Baca Juga: Sektor Domestik Bakal Jadi Penggerak Perekonomian RI Tahun 2023

Melihat capaian tersebut, David mengimbau pemerintah untuk mempercepat belanja pada awal tahun 2023. Jangan sampai, percepatan belanja menumpuk di akhir tahun lagi. 

Lebih lanjut, dengan dinamika tersebut, David percaya pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini akan bergerak di kisaran 5%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×