Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, bahwa pihaknya telah menetapkan sejumlah asumsi ekonomi makro dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2022. Anggaran pemerintah itu tercantum dalam Daftar Isian Plaksanaan Anggaran (DIPA) yang diterima dari Presiden Joko Widodo.
“Dalam APBN 2022 ini DIPA-nya dan Buku Daftar Alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) Tahun 2022 sudah disampaikan oleh Presiden,” ujar Sri Mulyani dalam keterangan pers di istana Presiden, Senin (29/11).
Adapun, Sri Mulyani memerinci, untuk APBN 2022 disusun dengan asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 5%, inflasi 3%, nilai tukar rupiah Rp 14.350 per dolar AS, suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) dalam 10 tahun terakhir sebesar 6,8%
Baca Juga: Vaksin Covid-19 di Indonesia gratis, ini hitungan anggaran dari Menteri Sri Mulyani
Kemudian, harga minyak US$ 63 per barel, lifting 703.000 barrel per hari, dan lifting gas 1,36 juta barrel per hari. Lalu, Pemerintah pun akan menetapkan sasaran-sasaran capaian pada tahun depan, khususnya target pembangunan.
Sri Mulyani mengatakan, pemerintah mematok tingkat pengangguran akan menurun di level 5,5% hingga 6,3% di tahun 2022, kemudian tingkat kemiskinan dapat kembali turun di bawah 9%, yakni antara 8,5% hingga 9%.
Lebih lanjut, untuk rasio gini akan membaik di 0,376 hingga 0,78, indeks pembangunan manusia akan terus meningkat di angka 73,41 hingga 73,46, nilai tukar petani akan dijaga di atas 103 hingga 105, dan nilai tukar nelayan akan dijaga di 104 sampai 106.
Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani sudah amankan cadangan anggaran vaksinasi Rp 54,4 triliun
“Untuk 2022 pendapatan negara sesuai dengan UU adalah Rp 1.846,1 triliun, terdiri dari perpajakan Rp 1.510 triliun, PNBP Rp 335 triliun, dan hibah Rp 600 miliar,” jelasnya.
Adapun untuk, belanja negara di 2022 mencapai Rp 2.714,2 triliun, dimana belanja pemerintah pusat mencapai Rp 1.944,5 triliun dan TKDD Rp 769,6 triliun. Lalu di 2022, akan mengalami defisit 4,85% dari PDB atau Rp 868 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News