Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Pemerintah resmi menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi yakni premium RON 88 dan solar mulai Selasa (18/11) pukul 00.00. Dari kenaikan harga BBM bersubsidi ini, pemerintah mengklaim akan mampu mengalihkan dana subsidi BBM itu ke sektor produktif yang nilainya lebih dari Rp 100 triliun.
Demikian disampaikan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro di Istana Kepresidenan, Senin (17/11).
“Sebagai gambaran awal bahwa kebijakan hari ini akan berikan tambahan untuk belanja produktif di atas Rp 100 triliun,” kata Bambang.
Mantan Wakil Menteri Keuangan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu mengungkapkan nilai persis dari pengalihan subsidi BBM ini akan terlihat dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015 yang kini tengah disiapkan pemerintah. Pengalihan subsidi itu akan ditujukan untuk sektor produktif seperti pembangunan infrastruktur, perlindungan sosial untuk keluarga miskin dan hampir miskin, serta mewujudkan sektor maritim.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Andrinof Chaniago mengungkapkan bahwa subsidi BBM dialihkan untuk produksi pangan seperti perbaikan irigasi dan pendirian irigasi baru.
“Dalam dua tahun, Indonesia akan swasembada beras,” imbuhnya.
Selain itu, Andrinof menuturkan pengalihan subsidi BBM akan diberikan untuk realisasi pembangunan pembangkit listrik hingga pengembangan sektor kelautan serta perbaikan jalan.
“Ini memprioritaskan untuk kepentingan masyarakat yang lebih produktif,” kata dia.
Seperti diberitakan, pemerintah menetapkan harga premium dari Rp 6.500 per liter menjadi Rp 8.500 per liter dan solar dari Rp 5.500 menjadi Rp 7.500. Pemerintah memastikan bahwa semua stok BBM tersedia sehingga tidak perlu panik dan mengantri di pom bensin. (Sabrina Asril)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News