Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) harus segera bertindak terkait dengan dugaan kecurangan yang dilakukan kubu capres 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Australia.
"Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Bawaslu harus segera bertindak ini, jangan hanya melihat masalah ini. Bila perlu cek lapangan benar tidak ada pelanggaran yang dilakukan 02," kata Direktur Lingkar Madani Ray Rangkuti, dalam keterangannya , Senin (15/4).
Masalah seperti ini, katanya jangan dibiarkan agar tidak jadi bola liar. Karena bagaimanpun masa pemilu serentak tinggal 2 hari kerja, sehingga mereka yang dihalang-halangi untuk melakukan pencoblosan bisa menyampaikan hak suaranya.
"Harus diklarifikasi, jangan sampai tidak. Ini masih bisa mereka menyalurkan haknya," katanya.
Bagaimana pun, lanjut dia Bawaslu dan KPU selaku institusi yang bertanggung jawab atas hal ini. Bila memang ada pelanggaran maka harus cepat mengambil tindakan.
" Apakah ada pelanggaran, sehingga Bawaslu bisa memastikan, kalau menemukan isu keterlibatan menguntungkan Paslon 02 kemungkinan bisa mengambil instrumen hukum," kata dia.
Apalagi banyak kabar beredar panitia pemilihan di luar negeri banyak terafiliasi dengan pasangan 02.
"Hak untuk memilih dan dipilih itu dijamin oleh konstitusi, ini prinsip yang paling fundamental di dalam negara demokrasi dan inilah yang diberikan sebagai mandat kepada seluruh penyelenggara Pemilu agar Pemilu bisa berjalan sesuai dengan asas Pemilu langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil," ungkap Ray.
Sebelumnya, tersebar video dari para pemilih di Sydney yang tak diperbolehkan masuk ke TPS dengan alasan telah ditutup. Padahal, mereka telah mengantre lama, sampai-sampai mereka menyanyikan lagu Indonesia Raya demi bisa memberikan suaranya.
"Tentu itu sangat merugikan tapi siapa pun warga negara apa pun pilihan apa pun pegang partai politiknya wajib dijamin hak konstitusional tersebut dan tidak boleh sekali lagi dihambat oleh persoalan teknis administratif," tegas Ray.
Sementara itu, Perkumpulan Peduli Pemilu Indonesia di Singapura mengadakan Exit Poll pada tanggal 14 April 2019 dimulai pukul 09:00-17:00 waktu setempat.
Jumlah DPT di Singapura ada sebanyak 125.403 pemilih terdiri dari 17.3% pemilih laki-laki dan 82.7% pemilih perempuan yang akan mencoblos di 50 TPS.
Exit Poll dilakukan dengan survei wawancara tatap muka yang dilakukan terhadap pemilih yang baru saja menyalurkan hak pilihnya di bilik suara secara acak.
Ada 10 Enumerator yang tersebar di sekitar pintu keluar KBRI di Singapura untuk mengumpulkan target sample sebanyak 120 responden.
Ada 4 enumerator bertugas dari jam 09:00-13:00 dan 6 enumerator bertugas dari jam 11:00-17:00.
Perkumpulan Peduli Pemilu Indonesia, berhasil mendapatkan sampel yang terdiri dari 26% responden laki-laki dan 74% responden perempuan, dengan karakteristik
Kelompok Usia
<= 28 tahun sebanyak 12.40%
29 - 38 tahun sebanyak 42.15%
39 - 48 tahun sebanyak 35.54%
>= 49 tahun sebanyak 9.92%
Status
Pelajar sebanyak 2.48%
Pekerja sebanyak 76.03%
Pengusaha sebanyak 0.83%
Ibu rumah tangga sebanyak 14.05%
Lainnya sebanyak 6.61%
Level Pendidikan
Kurang dari SLTA/sederajat sebanyak 38.84%
SLTA/sederajat sebanyak 35.54%
Diploma/sederajat sebanyak 8.26%
S1 sebanyak 10.74%
S2 sebanyak 4.13%
S3 sebanyak 2.48%
Dari kegiatan exit poll yang selenggarakan:
Pilihan Presiden
Joko Widodo - KH. Ma'ruf Amin sebanyak 66.94%
Prabowo Subianto - Sandiaga Uno sebanyak 12.40%
Rahasia/Tidak Jawab sebanyak 20.66%
Pilihan Keluarga di Indonesia untuk Responden yang memilih Joko Widodo - KH. Ma'ruf Amin.
Joko Widodo - KH. Ma'ruf Amin sebanyak 96.30%, Prabowo Subianto - Sandiaga Uno sebanyak 1.23%, Tidak tahu sebanyak 2.47%
Pilihan Keluarga di Indonesia untuk Responden yang memilih Prabowo Subianto - Sandiaga Uno. P rabowo Subianto - Sandiaga Uno sebanyak 100%, Pilihan Keluarga di Indonesia untuk Responden yang memilih Rahasia/Tidak Jawab.
Joko Widodo - KH. Ma'ruf Amin sebanyak 24%, Prabowo Subianto - Sandiaga Uno sebanyak 16%, Tidak tahu sebanyak 60%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News