Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengharapkan agar peristiwa Mei 1998 tidak terulang kembali. Ia mengaku kerap menemui pihak yang sedang adu debat dengannya dan mematahkannya dengan menyindir Suku Agama Ras dan Antar Golongan (SARA).
"Jangan ada lagi pembantaian seperti 1998 dahulu. Kita ingat, 10 tahun saya menjalani dunia politik, banyak pihak yang memanfaatkan ketika kalah, mereka menyerang etnis. Ingat, saya akan lebih nasionalis dari Anda," kata Basuki di Balai Agung, Balaikota Jakarta, Minggu (19/5).
Masyarakat Indonesia, kata dia, harus sabar menunggu terwujudnya keadilan sosial. Pemprov DKI, menurutnya, tidak memiliki tugas untuk mewujudkan keadilan sosial tersebut. Namun, Basuki menjanjikan DKI akan mewujudkan keadilan sosial di Ibu Kota.
Pria yang akrab disapa Ahok itu mengakui kalau Pemprov DKI tidak menginginkan warga miskin kembali dimanfaatkan oleh para provokator atau mafia. Oleh karena itu, DKI menjanjikan untuk kembali mengejar kewajiban para pengembang membangun delapan tower rumah susun (rusun) di Daan Mogot dengan target sembilan bulan harus terselesaikan.
"Jangan sampai orang miskin dimanfaatkan oleh mereka yang mengaku sebagai pembela orang miskin. Maka dari itu, tidak ada lagi uang kerahiman," kata Basuki.
Bagi warga kurang mampu, kata Basuki, akan dipersilakan untuk menempati rusun yang telah disediakan, hanya dengan membayar biaya perawatan rusun, dengan besaran Rp 5.000 per harinya. Apabila mereka tidak sanggup membayar karena tidak memiliki pekerjaan, maka DKI akan menyediakan lapangan pekerjaan dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di kawasan Marunda seluas 1.500 hektar dengan memanfaatkan reklamasi pulau.
Selain itu, apabila warga tidak ingin bekerja di daerah tersebut, maka DKI akan membuat rusun terpadu dengan pasar dan sekolah yang menjadi satu dengan rusun. Dengan itu, warga dapat mencari nafkah dengan berdagang. (Kurnia Sari Aziza/Kompas.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News