kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bappenas: Penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi harus berjalan beriringan


Selasa, 09 Februari 2021 / 23:22 WIB
Bappenas: Penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi harus berjalan beriringan
ILUSTRASI. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan, untuk mencapai sasaran pertumbuhan ekonomi dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2021 Indonesia harus memastikan penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi terus berjalan beriringan.

"Jadi kita tidak bisa mengatakan bahwa kita akan mendahulukan ekonomi atau mendahulukan kesehatan. Saya pernah menggunakan falsafah sayap angsa itu yang saya maksud kita harus benar-benar seimbang sehingga dia bisa terbang tinggi meski agak miring," jelas Suharso saat Konferensi Pers Daring yang digelar Bappenas pada Selasa (9/2).

Adapun dalam penanganan Covid-19 perlu difokuskan pada upaya untuk menurunkan tingkat penyebaran Covid-19.

Di antaranya melalui kerja sama antara berbagai pihak yakni masyarakat, pemerintah pusat, dan pemerintah daerah, meningkatkan jumlah testing dan tracing di seluruh daerah sehingga menurunkan positivity rate dan menurunkan angka reproduksi virus, serta melaksanakan vaksinasi sesuai sasaran yang ditetapkan.

Baca Juga: Pemindahan ibu kota menjadi upaya menggeser struktur perekonomian ke luar Jawa

Kemudian untuk pemulihan ekonomi perlu difokuskan untuk melakukan implementasi program pemulihan ekonomi secara tepat dan terukur.

Hal tersebut dengan meningkatkan kepercayaan masyarakat dan investor sehingga dapat melakukan aktivitas ekonomi, melakukan reformasi sistem kesehatan, sistem perlindungan sosial, dan sistem kebencanaan.

Serta tak ketinggalan mengembalikan jam kerja pada sektor industri dan pariwisata dan mendorong investasi padat karya.

Salah satu strategi menurunkan laju penularan Covid-19, Pemerintah menerapkan pembatasan sosial. Dengan adanya pembatasan sosial, Suharso mengatakan, menjadi andil dalam meningkatkan tren digitalisasi.

Saat ini, pertumbuhan tahunan penjualan e-commerce di Indonesia meningkat mencapai 15,4%. Perkembangan di Indonesia terlihat dari total penjualan nilai transaksi (Gross Merchandise Value) sektor e-commerce yang meningkat 54,0%.

Di mana dari US$ 21,0 miliar di 2019 menjadi US$ 32,0 miliar atau setara Rp 266,3 triliun di 2020. Angka tersebut diperkirakan terus meningkat menjadi US$ 83 miliar di 2025.

“Perusahaan yang berhasil bertahan selama pandemi juga merupakan perusahaan yang mulai melakukan digitalisasi. Perusahaan besar, kecil, menengah dan mikro kita lihat melakukan adjustment,” ungkap Suharso.

Baca Juga: Kepala Bappenas: Pemindahan ibu kota, seksi tetapi sensitif

Hasil survei Bank Dunia dan Kementerian PPN/Bappenas (2020) menunjukkan sebagian besar perusahaan, yakni 95% perusahaan besar dan 75% perusahaan kecil, telah melakukan upaya digitalisasi melalui internet, media sosial, dan platform digital untuk bertahan selama pandemi.

Dari hasil survei tersebut juga menunjukkan bahwa kondisi usaha pada kuartal IV 2020 terlihat lebih baik dari Kuartal II 2020. Tercatat 73% perusahaan tetap buka pada Juni 2020 dan Oktober 2020. Bahkan, 16% perusahaan yang tutup pada bulan Juni 2020, sudah dapat beroperasi di kuartal IV 2020.

Sehingga pada Oktober 2020, sebanyak 89% perusahaan dapat mengoperasikan bisnisnya, dan sekitar 11% perusahaan tetap tutup.

Di tengah pandemi, Komponen konsumsi rumah tangga yang tumbuh positif seperti perlengkapan rumah tangga, kesehatan, dan pendidikan.

Secara keseluruhan di 2020, Suharso menambahkan, komponen pengeluaran untuk kesehatan dan pendidikan naik 3,09%, perumahan dan perlengkapan rumah tangga naik 2,28%, serta makanan minuman selain restoran tumbuh 0,51%.

"Sektor informasi dan komunikasi tumbuh positif karena kebutuhan media digital selama pandemi Covid-19, seperti kegiatan sekolah yang dilakukan secara daring, perusahaan atau kantor yang lebih banyak melakukan work from home, serta e-commerce. Kondisi less-contact economy namun tetap produktif ini diprediksi akan terus berlanjut,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×