kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bappenas ajukan desain alternatif NCICD


Selasa, 09 Mei 2017 / 22:23 WIB
Bappenas ajukan desain alternatif NCICD


Reporter: Agus Triyono | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Rencana pelaksanaan Proyek Pengembangan Wilayah Pesisir Ibukota atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) memasuki babak baru. Bappenas mengajukan usulan desain baru ke pemerintah dalam bentuk desain alternatif. Usulan tersebut disampaikan terkait masukan yang disampaikan beberapa pihak, salah satunya akademisi.

Wismana Adi Suryabrata, Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas mengatakan, salah satu poin usulan, NCICD diusulkan tidak dibangun seperti yang sudah direncanakan selama ini, tapi lebih kecil sehingga nilai investasi proyek yang diperkirakan mencapai Rp 500 triliun bisa ditekan.

"Bentuknya berupa extender folder (tempat penampungan air)," katanya, Selasa (9/5).

Selain bentuk tersebut, proyek itu pun tidak menutup ruang bagi nelayan menjalankan kegiatannya seperti desain yang ada sekarang. Nelayan tetap diberi ruang untuk menjalankan mata pencahariannya dan sungai Jakarta masih diberi celah mengalir.

Walau secara desain, proyek NCICD diusulkan berubah, namun demikian, Bappenas tidak menghapus peran swasta dalam desain baru proyek yang mereka usulkan tersebut. Mereka tetap usul, swasta dilibatkan agar biaya investasi yang diperlukan untuk proyek tersebut bisa lebih ringan.

Wismana mengatakan, usulan tersebut telah dipresentasikan di Kantor Menko Kemaritiman. Tapi sampai saat ini, kantor Luhut Pandjaitan tersebut, belum memberikan jawaban. Mereka masih menunggu hasil studi kelaikan Proyek NCICD dari Belanda dan Korea Selatan yang rencananya selesai Juni atau Juli mendatang.

Proyek NCICD selama ini menimbulkan kontroversi. Para akademisi menentang keras proyek reklamasi di kawasan pantai utara Jakarta dan Proyek Pengembangan Wilayah Pesisir Ibu Kota Jakarta (NCICD). Mereka memandang proyek tersebut sebagai proyek yang tidak berguna dan bahkan ke depan bisa membahayakan Jakarta.

Muslim Muin, Ketua Kelompok Keahlian Teknik Kelautan ITB mengatakan, bahaya tersebut datang dari potensi terjadinya peningkatan laju sedimentasi. Reklamasi 17 pulau di pantai utara Jakarta diklaim akan menghalangi dan memperlambat aliran sungai dari Jakarta, hingga mempercepat laju sedimentasi di muara sungai.

Sementara untuk Proyek NCICD, Muslim menakutkan proyek tersebut ke depan hanya akan menjadi baskom sampah dan racun. Ketakutan tersebut didasarkannya pada pola pengolahan air limbah dan drainase di Jakarta yang masih bercampur.

Muslim mengatakan, pemerintah perlu meninjau kembali proyek reklamasi dan NCICD, terutama bila rencana pembangunan dilakukan dengan dalih mengatasi penurunan permukaan tanah Jakarta dan menyediakan sumber air baku di Ibukota. Langkah terbaik mengatasi masalah banjir rob di sejumlah wilayah Jakarta, dia minta dilakukan dengan memperkuat tanggul di wilayah kritis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×