kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Akademisi menentang proyek reklamasi dan NCICD


Sabtu, 29 April 2017 / 20:07 WIB
Akademisi menentang proyek reklamasi dan NCICD


Reporter: Agus Triyono | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Para akademisi menentang keras proyek reklamasi di kawasan pantai utara Jakarta dan Proyek Pengembangan Wilayah Pesisir Ibu Kota Jakarta (NCICD). Mereka memandang proyek tersebut sebagai proyek yang tidak berguna dan bahkan ke depan bisa membahayakan Jakarta.

Muslim Muin, Ketua Kelompok Keahlian Teknik Kelautan ITB mengatakan, bahaya tersebut salah satunya datang dari potensi terjadinya peningkatan laju sedimentasi. Reklamasi 17 pulau di pantai utara Jakarta, akan menghalangi dan memperlambat aliran sungai dari Jakarta, hingga mempercepat laju sedimentasi di muara sungai.

Alan Koropitan, Ahli Aseanografi IPB mengatakan, peningkatan laju sedimentasi akibat proyek reklamasi diperkirakan mencapai lebih dari 50 kali lipat. Dengan peningkatan tersebut, jika laju sedimentasi di muara 13 sungai Jakarta pada sebelum reklamasi hanya mencapai 0,85 sentimeter per tahun.

Setelah reklamasi, kecepatan laju sedimentasi bisa mencapai 50 cm sampai 60 sentimeter per tahun. Muslim mengatakan, kalau reklamasi tetap dilanjutkan, dia khawatir banjir ke depan akan semakin mengintai Jakarta. Kalau hal itu diatasi dengan memompa air ke penampung air raksasa yang disiapkan di depan proyek reklamasi, upaya tersebut pun dinilainya sia- sia.

Kapasitas pompa yang diperlukan mencapai 3000 meter per detik dan kapasitas tersebut diyakini tidak bisa disediakan. Kalaupun bisa, itu juga tidak ekonomis dan perlu biaya operasional besar.  "Itu dari sisi reklamasinya," katanya di Jakarta, Jumat (29/4).

Sementara itu, untuk Proyek NCICD, Muslim menakutkan proyek tersebut ke depan hanya akan menjadi baskom sampah dan racun. Ketakutan tersebut didasarkannya pada pola pengolahan air limbah dan drainase di Jakarta yang masih bercampur.

Muslim mengatakan, pemerintah perlu meninjau kembali proyek reklamasi dan NCICD, terutama bila rencana pembangunan dilakukan dengan dalih mengatasi penurunan permukaan tanah Jakarta dan menyediakan sumber air baku di Ibukota. Langkah terbaik mengatasi masalah banjir rob di sejumlah wilayah Jakarta, dia minta dilakukan dengan memperkuat tanggul di wilayah kritis.

Sementara itu Alan, meminta pemerintah untuk merestorasi lingkungan di pesisir Jakarta, sungai dan lingkungannya. Pemerintah juga harus hentikan konversi vegetasi daratan Jakarya menjadi gedung perkantoran dan pemukiman.

"Sejak 1970, konversi sudah mencapai 80%," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×