kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bapanas Dorong Optimalisasi Sistem Nasional Neraca Komoditas


Selasa, 17 Oktober 2023 / 16:41 WIB
Bapanas Dorong Optimalisasi Sistem Nasional Neraca Komoditas
ILUSTRASI. Plt. Menteri Pertanian, Arief Prasetyo Adi usai peluncuran Gerakan Pangan Murah (GPM) Serentak di kantor Badan Pangan Nasional (Bapanas).


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pangan Nasional (Bapanas) meminta optimalisasi pelaksanaan sistem nasional neraca komoditas (SINAS NK) dan Sistem Indonesia National Single Window (SINSW).

Hal itu agar pasokan dan permintaan akan suatu komoditas terkontrol demi pemenuhan kebutuhan dalam negeri.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi meminta, Lembaga National Single Window (LNSW) memperkuat sistem agar pelaksanaan permohonan perizinan berusaha terkait pelaksanaan pemenuhan komoditas berjalan lancar.

Baca Juga: Realisasi Penugasan Impor Gula Masih Rendah karena Harga Gula Dunia Sedang Tinggi

Kemudian, Ia meminta komoditas yang masuk dalam neraca komoditas ditambah. Saat ini, baru lima komoditas yang ada dalam neraca komoditas, yakni beras, gula, daging lembu, garam, dan perikanan.

“Pengennya semuanya ke detect, stok nasional ini berapa sebenarnya,” ujar Arief dalam konferensi pers, Selasa (17/10).

Arief mencontohkan, realisasi impor gula yang baru 26% dari izin impor yang diberikan perlu dipercepat. Begitu juga realisasi impor bawang putih yang baru 48,2% dari izin impor perlu dipercepat.

Sebab, prognosa pemenuhan kebutuhan memperhitungkan produksi dalam negeri dan impor yang telah disetujui dengan terlebih dahulu dibahas bersama kementerian/lembaga.

Arief yang juga Plt Menteri Pertanian mengatakan, Kementan berupaya berupaya meningkatkan produksi komoditas pangan.

Baca Juga: Bapanas Tegaskan Impor Jagung Hanya Untuk Kebutuhan Pakan Peternak Kecil

Arief juga meminta semua pihak melapor kepadanya apabila ada oknum yang meminta “pungutan” misalnya terkait dengan penerbitan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH).

“Sekarang Kementan udah membuka diri masuk sambil kita siapin produksinya. Saya sama teman – teman di Kementan lagi siapin semua,” kata Arief.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×