Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh melambat pada Oktober 2025.
Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi M2 pada Oktober 2025 sebesar Rp 9.783,1 triliun atau tumbuh sebesar 7,7% year on year (yoy), namun melambat setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 8,0% yoy.
Global Market Economist Maybank Indonesia Myrdal Gunarto mengalanisa, penurunan uang beredar dalam arti luas tersebut lantaran tidak ada momentum kuat pada periode tersebut. Berbeda dengan kondisi pada September 2025, yang mana pemerintah memberikan suntikan likuiditas ke lima bank plat merah dengan total Rp 200 triliun.
“Kalau di bulan Oktober karena tidak ada something special jadi wajar kalau ada penurunan jumlah uang yang beredar,” tutur Myrdal kepada Kontan, Jumat (21/11/2025).
Baca Juga: Subsidi Bunga KUR Baru Tersalurkan Rp 20,3 Triliun, atau 53,1% dari Target
Myrdal melihat penurunan uang beredar pada Oktober 2025 dipengaruhi terjadi capital outflow yang cukup besar di pasar surat utang negara. Menurutnya, investor tersebut melakukan aksi ambil untung sehingga porsi kepemilikan mereka ikut berkurang, dan kondisi ini turut memengaruhi peredaran uang di dalam sistem keuangan.
Selain itu, Myrdal juga melihat aktivitas ekonomi masih bergerak secara bertahap. Hal itu terlihat dari realisasi belanja negara hingga Oktober 2025 yang baru mencapai sekitar 70,6% atau Rp 1.879,6 triliun. Di sisi lain, aktivitas lain seperti arus masuk Foreign Direct Investment (FDI) juga dinilai belum terlalu menonjol.
“Jadi ini yang bikin kenapa jumlah uang yang beredar juga sedikit melambat. Ditambah dari sisi kredit juga kan pelaku pasar atau pelaku perbankan masih relatif selektif ya. Terutama kredit untuk UMKM ataupun kredit non-investasi,” jelasnya.
Lebih lanjut, Myrdal melihat uang beredar dalam arti luas baru akan meningkat pada Desember 2025 sejalan dengan periode Natal dan Tahun Baru, atau meningkat 8,72% dari posisi uang beredar Oktober 2025 yang sebesar Rp 9.783,1 triliun.
Nah, lantaran dorongan di kuartal IV 2025 bila dilihat dari uang beredar hanya terjadi pada akhir tahun saja, Myrdal memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada periode tersebut hanya mencapai 5,22%, lebih rendah dari target pemerintah sebesar 5,5%.
Sementara itu, untuk keseluruhan tahun diperkirakan mencapai 5,07%, lebih rendah dari target dalam APBN 2025 sebesar 5,2%.
Baca Juga: Wamenkeu: Realisasi TKD Rp 713,4 Triliun, Belanja Daerah Melambat
Selanjutnya: AAUI Proyeksikan Kinerja Asuransi Perjalanan Meningkat Seiring Adanya Momen Nataru
Menarik Dibaca: Apakah Ceker Ayam Mengandung Kolesterol atau Tidak? Cari Tahu di Sini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News












