Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin menyampaikan, potensi penghimpunan zakat di indonesia sangat besar. Meskipun bukan bagian dari anggaran negara, zakat dapat menjadi salah satu instrumen penyokong kebijakan fiskal.
Ma'ruf mencontohkan, zakat membantu pemerintah pada pos-pos tertentu yang sesuai dengan peruntukan zakat. Seperti pengentasan kemiskinan, stunting dan perlindungan sosial.
Untuk itu, Wapres berharap melalui acara acara 14th Asia Pacific Tax Forum, dapat dihasilkan rumusan-rumusan nyata dalam menyelaraskan implementasi antara pajak dan zakat.
Wapres menilai penting adanya kajian kebijakan dan rekomendasi konkret terkait relasi ideal antara zakat dan pajak ke depannya.
“Dalam bingkai keadilan ekonomi yang sepatutnya kita wujudkan, kedua instrumen tersebut diharapkan dapat berkontribusi lebih optimal, sehingga menjadi alat yang efektif untuk menaikkan kesejahteraan masyarakat sekaligus menekan ketimpangan,” ujar Ma’ruf pada acara 14th Asia Pacific Tax Forum (APTF) Rabu (3/5).
Baca Juga: Aksi Penembakan di Kantor MUI, Wapres Imbau Masyarakat Tidak Terprovokasi
Ma’ruf menekankan, rumusan konkret yang dihasilkan nantinya harus memberikan keadilan ekonomi kepada seluruh masyarakat.
Pertama, terkait desain bingkai keadilan ekonomi, khususnya melalui pajak dan zakat, maupun instrumen ekonomi dan keuangan syariah lainnya.
Kedua, terkait pengembangan ekonomi syariah sebagai penopang ketahanan ekonomi nasional, maupun Asia Pasifik sebagai salah satu kawasan yang diproyeksi tetap tumbuh ekspansif di tengah dinamika global.
Ma'ruf berharap agar seluruh gagasan yang dihasilkan dalam forum ini dapat membawa kebaikan bagi seluruh masyarakat Indonesia pada khususya, dan dunia pada umumnya.
“Saya kira akan banyak gagasan yang dapat dipertukarkan, sehingga forum ini akan turut berkontribusi membawa kemaslahatan bagi umat, baik di Indonesia maupun negara-negara Asia Pasifik lainnya,” kata Wapres.
Sebelumnya, Direktur Program Indef Esther Sri Astuti menyebutkan, APTF merupakan kegiatan yang mempertemukan seluruh stakeholder perpajakan mulai dari sektor privat, publik, dan akademisi.
Forum digunakan untuk berbagi pengetahuan dan mendiskusikan isu mengenai kebijakan di perpajakan dan aplikasinya di kawasan Asia Pasifik.
Ia pun berharap agar forum ini dapat menghasilkan kerja sama yang lebih kuat lagi antarpemangku kepentingan dan antarnegara dalam pembangunan negara dan kawasan melalui ekonomi dan perpajakan.
“Mari kita perkuat kerja sama untuk meningkatkan fiskal untuk membangun negara,” kata Esther.
Baca Juga: Transaksi Digital Perbankan Melesat pada Momen Lebaran, Transfer Online Mendominasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News