kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.464.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.704   22,00   0,13%
  • IDX 8.686   36,81   0,43%
  • KOMPAS100 1.194   2,51   0,21%
  • LQ45 854   1,47   0,17%
  • ISSI 310   2,31   0,75%
  • IDX30 438   -2,03   -0,46%
  • IDXHIDIV20 505   -3,69   -0,72%
  • IDX80 134   0,58   0,44%
  • IDXV30 139   0,23   0,16%
  • IDXQ30 139   -0,99   -0,71%

Bank Dunia Soroti Kualitas Lapangan Kerja di Indonesia Masih Jadi Tantangan Utama


Selasa, 16 Desember 2025 / 14:25 WIB
Bank Dunia Soroti Kualitas Lapangan Kerja di Indonesia Masih Jadi Tantangan Utama
ILUSTRASI. Bank Dunia menyoroti tantangan pasar tenaga kerja yang berdampak terhadap kesejahteraan rumah tangga.(SURYA/PURWANTO)


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Dunia menyoroti tantangan pasar tenaga kerja yang berdampak terhadap kesejahteraan rumah tangga, meskipun stabilitas makroekonomi tetap terjaga.

Dalam Laporan Bertajuk Fondasi Digital untuk Pertumbuhan oleh Bank Dunia edisi Desember 2025 menyebut, kontribusi konsumsi swasta terhadap pertumbuhan sedikit menurun dari 2,8 poin persentase (pp) pada tahun 2024 atau 54,8% dari pertumbuhan produk domestik bruto (PDB), menjadi 2,7 pp (53,3% dari pertumbuhan PDB).

“Tren ini sejalan dengan indikator pasar tenaga kerja yang menunjukkan bahwa kualitas lapangan kerja masih menjadi tantangan utama,” mengutip laporan tersebut, Selasa (16/13/2025).

Baca Juga: Bank Dunia Perkirakan Tax Ratio Indonesia pada 2025 dan 2026 Turun Drastis

Bank Dunia melihat, walaupun penyerapan tenaga kerja naik 1,3% dari Agustus 2024 hingga Agustus 2025, kenaikan tersebut masih didominasi oleh sektor berupah rendah, seperti sektor jasa bernilai tambah rendah dan sektor pertanian.

Upah riil terus menurun sejak 2018 dan struktur pasar tenaga kerja ditandai oleh polarisasi, di mana pekerjaan berketerampilan tingkat menengah menyusut dibandingkan pekerjaan berketerampilan rendah dan tinggi.

Selain itu, tenaga kerja muda secara tidak proporsional juga dinilai memasuki sektor pekerjaan informal berupah rendah.

“Hasil temuan survei mengonfirmasi hal ini dengan menunjukkan kesenjangan yang kian lebar antara perbaikan kesejahteraan yang objektif dan persepsi subjektif, walaupun angka kemiskinan terus menurun, jumlah rumah tangga yang merasa miskin justru meningkat,” tulis laporan tersebut.

Baca Juga: Kapolri: Satu Korporasi Pembalakan Kayu Sumatra Naik Sidik, Dua Lainnya Menyusul

Bank Dunia juga menyebut, rasa tidak aman secara ekonomi lebih nyata di kalangan kelas menengah, seiring tingginya volatilitas pendapatan dan dinamika upah riil.

Pola ini, dinolai berdampak terhadap konsumsi rumah tangga dan membuat masyarakat lebih memilih untuk menabung (precautionary saving), terlepas dari indikator makroekonomi utama yang kuat.

Selanjutnya: Daftar Link Private Server The Forge Roblox 2025

Menarik Dibaca: Nikmati 15 Promo Makanan & Minuman HUT BRI ke-130, J.CO hingga Marugame Harga Spesial

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×