kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.284.000   34.000   1,51%
  • USD/IDR 16.595   -40,00   -0,24%
  • IDX 8.169   29,39   0,36%
  • KOMPAS100 1.115   -0,85   -0,08%
  • LQ45 785   2,96   0,38%
  • ISSI 288   0,88   0,31%
  • IDX30 412   1,48   0,36%
  • IDXHIDIV20 463   -0,53   -0,11%
  • IDX80 123   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 129   -0,13   -0,10%

Bank Dunia Ungkap Anak Muda Sulit Cari Kerja Layak di Indonesia


Selasa, 07 Oktober 2025 / 16:05 WIB
Bank Dunia Ungkap Anak Muda Sulit Cari Kerja Layak di Indonesia
ILUSTRASI. Karyawan kelas menengah berjalan kaki saat jam makan siang di kompleks perkantoran Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (27/2/2024). Bank Dunia alias World Bank menyoroti persoalan ketenagakerjaan di kawasan Asia Timur dan Pasifik, termasuk Indonesia, yang masih menghadapi kesulitan dalam menciptakan lapangan kerja produktif bagi kaum muda. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/27/02/2024


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Bank Dunia alias World Bank menyoroti persoalan ketenagakerjaan di kawasan Asia Timur dan Pasifik, termasuk Indonesia, yang masih menghadapi kesulitan dalam menciptakan lapangan kerja produktif bagi kaum muda.

Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik, Aaditya Mattoo mengatakan bahwa meski tingkat pasrtisipasi kerja di Indonesia tergolong tinggi, banyak anak muda yang tetap kesulitan mendapatkan pekerjaan produktif dan berkualitas.

"Meskipun tingkat pasrtisipasi tenaga kerja tinggi, anak muda masih kesulitan mendapatkan pekerjaan, terutama di negara seperti China dan Indonesia, di mana satu dari tujuh anak muda mungkin tidak memiliki pekerjaan," ujar Mattoo dalam Media Briefing yang digelar secara virtual, Selasa (7/10/2025).

Baca Juga: Bank Dunia Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2025 Jadi 4,8%

Menurutnya, fenomena ini menjadi sinyal bahwa pertumbuhan ekonomi yang terjadi selama beberapa tahun terakhir belum cukup inklusif dalam menciptakan lapangan kerja baru yang produktif.

"Singkatnya, semua negara perlu meningkatkan produktivitas, karena produktivitas yang lebih tinggi berarti upah lebih tinggi dan pekerjaan yang lebih berkualitas," katanya.

Bank Dunia mencatat bahwa sebagian besar pekerjaan baru di Indonesia justru muncul di sektor jasa informal dengan produktivitas rendah, bukan di sektor industri atau jasa modern yang memiliki nilai tambah tinggi.

"Di Indonesia, misalnya, terjadi peningkatan besar pekerjaan informal di sektor jasa," terang Mattoo.

Selanjutnya: Bank Dunia: Tarif Tinggi AS Akan Tekan Pertumbuhan Ekonomi Asia Selatan pada 2026

Menarik Dibaca: 8 Jenis Minuman yang Bisa Menurunkan Risiko Kanker Menurut Ahli

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×